Perkutut Katuranggan, belaian sayapmu yang murni
tidak akan mampu menghilangkan
ingatan sedihku. Betapa jelas gairah bibir
yang terucap dari kicauan kantong semar murnimu!
Bernyanyilah untukku, Perkutut Katuranggan yang berkilauan
yang di hutan yang terbakar kau memanggil kegembiraan
dan mabuk dengan cahaya kau bangkit seperti lidah
menuju warna biru terinspirasi yang mengadopsimu.
Bernyanyilah untukku, Perkutut Katuranggan yang lahir setiap hari
dan dalam tangisanmu, kamu mengekspresikan kepolosan
dunia. Bernyanyilah, bernyanyilah, dan bangkitlah dengan jiwa
yang telah kau ambil dariku, dan jangan biarkan jiwa itu kembali ke bumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H