Bahkan dalam penafsiran teleologis terkait alam, Aristotle gagal dalam analisisnya. Teleologi (telos, tujuan) mengasumsikan semua fenomena alam, termasuk manusia, tunduk pada suatu tujuan atau tujuan akhir. Katak pemikiran ini telah bertindak sebagai pengekang ilmu pengetahuan, karena tidak mampu menjelaskan apa pun. Hal ini mengarah pada kesimpulan agama, oleh karena itu seseorang harus dapat menunjukkan dari mana tujuan tersebut berasal. Maka dengan mudahnya dapat disimpulkan tujuan-tujuan tersebut ditentukan oleh Allah.
Aristotle sendiri tidak bernalar dengan cara ini, namun belakangan gereja menyetujuinya untuk memberikan penafsiran keagamaan. Bagi Aristotle, segala sesuatu terkandung dalam dirinya sendiri dengan prinsip aktif, atau jiwa (Gr. enteleki, penyempurnaan) dan seluruh alam dipandu oleh tujuan yang menyeluruh. Ide ini mungkin muncul ketika dia melakukan penyelidikan biologis.
Dalam karyanya ia menyebutkan lebih dari 500 spesies hewan yang berbeda, dan sekitar lima puluh di antaranya telah dibedahnya sendiri. Selama penelitian yang cermat ini, ia memperhatikan tubuh hewan telah beradaptasi secara sempurna dengan cara hidup dan lingkungannya. Pengamatan seperti itulah yang mendorong Darwin mengembangkan teori evolusinya, namun Aristotle menarik kesimpulan yang sangat berbeda. Ia menyimpulkan hakikat setiap hewan telah ditentukan sebelumnya oleh alam sesuai dengan apa yang menyerupai suatu rencana, yang melekat pada hakikat segala sesuatu.
Citasi:
- Ackrill, J., Aristotle the Philosopher, Oxford: Oxford University Press, 1981.
- Aristotle, Metaphysics, Joe Sachs (trans.), Green Lion Press, 1999.
- __, Nicomachean Ethics, Joe Sachs (trans.), Focus Philosophical Library, Pullins Press, 2002.
- __, On the Soul, Joe Sachs (trans.), Green Lion Press, 2001.
- __, Poetics, Joe Sachs (trans.), Focus Philosophical Library, Pullins Press, 2006.
- Back, A.T. Aristotle’s Theory of Predication. Leiden: Brill, 2000.
- Barnes, J., ed. The Complete Works of Aristotle, Volumes I and II, Princeton: Princeton University Press, 1984.
- Biondi, Paolo C. (ed. and trans.), (2004), Aristotle: Posterior Analytics ii 19, Paris: Librairie-Philosophique-J-Vrin.
- Bostock, David, 1980/2006, ‘Aristotle’s Account of Time in Space, Time, Matter, and Form: Essays on Aristotle’s Physics, Oxford: Oxford University Press,
- Charlton, W., Physics Books I and II, translated with introduction, commentary, Note on Recent Work, and revised Bibliography, Oxford: Oxford University Press, 1984.
- Graham, D., Physics, Book VIII, translated with a commentary, Oxford: Oxford University Press, 1999.
- Hamlyn, D., De Anima II and III, with Passages from Book I, translated with a commentary, and with a review of recent work by Christopher Shields, Oxford: Oxford University Press, 1999.
- Hussey, E., Physics Books III and IV, translated with an introduction and notes, Oxford: Oxford University Press, 1983; new impression with supplementary material, 1993.
- Irwin, Terence, 1981, ‘Homonymy in Aristotle,’ Review of Metaphysics,
- __, 1988, Aristotle’s First Principles, Oxford: Oxford University Press.
- Jaeger, W. Aristotle: Fundamentals of the History of His Development. 2nd ed., Oxford: Clarendon Press, 1948.
- Jiminez, E. R. “Mind in Body in Aristotle.” The Bloomsbury Companion to Aristotle, edited by C. Baracchi, Bloomsbury, 2014.
- Jiminez, E. R. Aristotle’s Concept of Mind. Cambridge University Press, 2017.
- Nakahata, M. “Aristotle and Descartes on Perceiving That We See.” The Journal of Greco-Roman Studies, vol. 53, no. 3, 2014,
- Ross, W. D., 1923, Aristotle, London: Methuen and Co.
- Weinman, M. Pleasure in Aristotle’s Ethics. London: Continuum, 2007.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H