Bunda Maria, Cintamu bagaikan cahaya bulan
yang mengubah hal-hal kasar menjadi keindahan,
sehingga jiwa-jiwa kecil
yang masam saling berpandangan miring
seperti di cermin yang retak. . .
melihat dalam rohmu yang bercahaya
pantulan mereka sendiri,
berubah rupa seperti aliran air yang bersinar,
dan mencintaimu apa adanya.
Bunda Maria bukanlah gambaran dalam pikiranku,
melainkan sebuah kilauan.
Aku melihatmu dalam kilau
pucat seperti cahaya bintang di dinding abu-abu. . .
cepat berlalu dr ingatan bagaikan pantulan angsa putih
yang berkilauan di air pecah.
 Ave Maria,Bagaikan cahaya bulan, rahmat-Mu mengubah
hal-hal kasar menjadi keindahan
sehingga jiwa-jiwa yang pahit
saling terpantul
seperti cermin yang retak. . .
mampu melihat diri mereka
dalam semangat yang bercahaya,
berubah seperti aliran air yang berkilauan
dan mereka mencintaimu apa pun yang bukan diri merekaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H