Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berpikir, Melepaskan Burung

10 Oktober 2023   10:22 Diperbarui: 10 Oktober 2023   10:56 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri/Berpikir, melepaskan burung

Berpikir, menjerat bayang-bayang dalam kesunyian yang mendalam.
kamu juga jauh, ah bahkan lebih jauh dari siapa pun.
Berpikir, melepaskan burung, memudarkan bayangan,
mengubur lampu.
Menara lonceng kabut, betapa jauhnya, di atas sana!
Tenggelam dalam keluh kesah, menggilas harapan kelam,
pendiam miller,
malam datang menerjang dirimu, jauh dari kota.

Kehadiranmu asing, bagiku seperti sesuatu yang asing.
Kupikir, berjalanlah jauh, hidupku dihadapanmu.
Hidupku sebelum orang lain, hidupku yang keras.
Jeritan di depan laut, di antara bebatuan,
berlari bebas, menggila, di kabut laut.
Kemarahan yang menyedihkan, jeritan, kesepian di laut.
Tak terhentikan, ganas, membentang hingga ke langit.

Dan kamu, wanita, apa yang dilakukan di sana, baris apa, batang
kipas besar apa itu? Kamu berada jauh seperti sekarang.
Kebakaran di hutan! Terbakar dalam tanpa langit biru.
Bakar, bakar, nyalakan, kilaukan cahaya di pepohonan.
Itu runtuh, berderak. Api. Api.
Dan jiwaku menari, terbakar oleh pusaran api.
Siapa yang menelepon? Keheningan apa yang dipenuhi gema?
Waktunya untuk bernostalgia, waktu untuk bergembira, waktu untuk kesepian,
waktuku di antara semuanya!

Biduk yang dilalui angin bernyanyi.
Begitu banyak gairah menangis yang terikat pada tubuhku.
Mengguncang semua akar,
menyerang semua gelombang!
Jiwaku bergulung, bahagia, sedih, tak ada habisnya.

Berpikir, mengubur pelita dalam kesepian yang mendalam.
Siapa kamu, siapa kamu?,Hanya rindu tak bertepi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun