Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kebencian

28 September 2023   09:52 Diperbarui: 28 September 2023   09:57 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebencian  itu tidak seperti perasaan lainnya.
Dia yang tertua dan termuda.
Dia sendiri yang menciptakan sebab-sebab
yang memberinya kehidupan,
ketika dia tidur, itu bukanlah mimpi yang abadi.
kebencian tidak menghilangkan kekuatan.

Semua roh kebencian mengabdi,
mereka menempatkannya di garis awal kehidupaan
Semua tanah air mengabdi,
jika mereka membantunya mulai berjalan
Mula-mula hal tentang keadilan berhasil
Lalu Kebencian bergerak dengan sendirinya
roh kebencian berubah bagaikan
ekstasi erotis

Oh, perasaan lain itu, lemah dan apatis.Sejak
kapan cinta kasih menarik perhatian banyak orang?
Pernahkah belas kasih mencapai garis finis terlebih dahulu?
Pernahkah keraguan membuat banyak orang bersemangat?
Hanya kebencian abdi yang bisa mencapainya

Berbakat, rajin, pekerja keras.Perlu
ada berapa novel sastra yang diciptakan?
Berapa halaman yang telah ditambahkan ke buku sejarah kita?
Berapa banyak karpet yang telah dunia sebarkan
di alun-alun dan kraton tak terhitung jumlahnya?

Jujur saja:
dia tahu cara menciptakan keindahan.
Pancaran api yang indah di langit tengah malam
Ledakan kebencian luar biasa di fajar yang cerah
Tidak mungkin untuk menyangkal kesedihan dari reruntuhan
dan cinta kasih hanya omong kosong
dari tiang-tiang yang didirikan dengan neraka diantara mereka.

Kebencian adalah ahli dalam kontras: antara ledakan dan keheningan yang mematikan,
antara darah merah dan darah putih.
Dan yang terpenting, dia tidak pernah bosan
dengan motif utama kebencian yang sempurna
atas korban umat manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun