Diskursus Pembunuhan Dosen UIN Raden Mas Said di Sukoharjo
Berita Harian KOMPAS.com Pria berinisial DF (23) membunuh seorang perempuan berinisial WDS (34) yang berprofesi sebagai dosen UIN Raden Mas Said di Sukoharjo, Jawa Tengah. Aksi pembunuhan yang dilakukan DF terhadap WDS itu terjadi pada Rabu (23/8/2023). Dikutip dari Kompas,com, Jumat (25/8/2023), kepolisian sudah menangkap DF di kediamannya, Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo pada Jumat (25/8/2023) dini hari. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Motif dan Kronologi Pria Bunuh Dosen UIN Raden Mas Said di Sukoharjo", Klik untukbaca:
Pembunuhan adalah salah satu kejahatan paling serius yang dapat dilakukan manusia, namun merupakan salah satu kejahatan tertua. Dari zaman prasejarah hingga saat ini, ada banyak kasus orang yang memutuskan untuk mengakhiri hidup orang lain secara terencana. Faktanya, sisa-sisa pembantaian lebih dari 10.000 tahun lalu telah ditemukan, dan sampai saat ini kasus pembunuhan terjadi dimuka bumi termasuk negara Indonesia;
Pertanyannya adalah Ciri-ciri apa yang dimiliki seorang pembunuh? Meskipun ada sejumlah besar penyebab atau aspek yang dapat memediasi seseorang untuk memutuskan mengambil nyawa orang lain dan hal ini tidak mungkin menetapkan profil yang jelas dan universal untuk semua pembunuh (ada berbagai kemungkinan profil dan jenis pembunuhan), dalam artikel ini kami mencoba menguraikan profil psikologis umum mengenai subjek tersebut.
Secara umum menyebut pembunuhan sebagai tindakan di mana seseorang dengan sengaja mengambil nyawa orang lain, yang terdapat dalam tindakan tersebut sebagai pengkhianatan, kekejaman atau kompensasi untuk melakukan tindakan tersebut. Jika tidak satu pun dari tiga keadaan sebelumnya muncul, kita sedang membicarakan pembunuhan. Pembunuhan menyiratkan adanya perencanaan terlebih dahulu dan adanya semacam motivasi dari pihak agen penyebab untuk menyebabkan kematian. Agen yang menyebabkan kematian melalui pembunuhan disebut pembunuh.
Pembunuhan adalah kejahatan berdarah yang dapat dihukum menurut hukum dan dapat dikenakan hukuman mulai dari penjara hingga hukuman mati, tergantung pada hukum di wilayah tempat terdakwa diadili.
Alasan yang menyebabkan seseorang membunuh orang lain bisa sangat beragam, mulai dari balas dendam hingga mendapatkan sumber daya, harta benda atau kasus asmara. Ada banyak jenis pembunuh dan pembunuhan tergantung pada motif kejahatan, cara dilakukan, jumlah orang yang dibunuh atau bahkan jenis hubungan yang terjalin antara korban dan algojo. Artinya, harus dibuat profil khusus untuk setiap kasus, sehingga dapat menemukan karakteristik yang berbeda-beda pada setiap jenis kejahatan.
Sangat sulit untuk menetapkan profil psikologis umum dari sosok si pembunuh, terutama mengingat betapa beragamnya hal yang merujuk pada kemungkinan penyebab perilaku pembunuhan. Meskipun demikian, beberapa ciri dan karakteristik yang cenderung benar pada sebagian besar kasus ditunjukkan di bawah ini. Pertama adanya pandangan terhadap orang lain sebagai penyebab kerugian, ancaman, atau hambatan.Â
Meskipun penyebab spesifiknya bisa bermacam-macam, pada umumnya orang yang melakukan pembunuhan memandang korbannya sebagai seseorang yang telah menyakitinya, menimbulkan ancaman terhadap integritas atau statusnya atau orang yang dicintainya, atau merupakan hambatan bagi pembunuhan tersebut mencapai tujuan tertentu. Bisa  merupakan tindakan kekerasan terencana terhadap seseorang yang mirip dengan orang yang telah menyebabkan si pembunuh terluka, atau bahkan untuk memenuhi kebutuhan yang pada prinsipnya tidak ada hubungannya dengan pelaku. Kedua adanya kemungkinan nilai tinggi dalam psikopati. Â
Pada kasus pembunuhan yang dilakukan terhadap orang yang tidak memiliki hubungan dengan si pembunuh, seperti yang terjadi pada banyak kasus pembunuh berantai atau kasus di mana pembunuhnya adalah pembunuh bayaran yang disewa untuk mengakhiri hidup seseorang.
Namun, sebagian besar pembunuhan yang dapat diamati dilakukan antara orang-orang yang saling mengenal atau memiliki lingkungan yang memiliki hubungan kekerabatan, meskipun kontak mereka bersifat tidak langsung. Artinya, si pembunuh mempunyai kemampuan untuk menjauhkan diri secara emosional dari korbannya, yang sesuai dengan profil psikologis dengan tingkat psikopati yang tinggi. Ketiga Kebijaksanaan, dan kepribadian sebagian besar pembunuh biasanya tidak memiliki kekhasan yang membuat mereka menonjol dari masyarakat lainnya. Tindakan pembunuhan tidak terbatas pada struktur psikis yang membuat orang tersebut menonjol karena jenis keterampilan sosial yang dimilikinya.Â