Tidak ada
yang menggerakkan jiwamu,
aku sendiri adalah cokro manggilingan
yang berjalan sendiri
dan tidak ada istirahat, bergerak abadi.
Tak pernah berhenti, kemana kamu lari,
tapi surga ada di dalam jiwa mu,
jika  mencari Tuhan di tempat lain,
maka kamu akan merindukannya selamanya.
seorang dewa sering menyelamatkan saya
dari tangisan dan tongkat manusia,
berputar seperti cokro manggilingan
dan selalu bermain aman dan sehat
dengan bunga-bunga di hutan alas purwo,
dan angin sepoi-sepoi surga
bermain denganku,
hai semua dewa yang setia dan ramah!
Kata demi kata, kalimat demi kalimat
dari setiap tempat, begitulah cara dia membentuk hartanya.
semua pengetahuan anak laki-laki yang berpendidikan tinggi!
Dia mengatur suku kata demi suku kata dalam tindakan penyeimbangan,
dia banyak membaca dan mendengarkan dengan baik,
jadi dia siap melakoni cokro manggilingan "!
di tangan kita.
sawah ladang dan pohon jati menjatuhkan
jubah mereka dan dalam diam.
Bendera awan kecil berkibar,
ingin bersarang, membacakan
makhluk gaib kaki 12 datang menguasai
di langit biru.
Hati yang membara mengembun,
agar tidak hancur,
dalam desah romansa yang menyelesaikan
untuk hal-hal baik yang pernah terjadi pada karma nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H