Fajar berkumpul di pipimu.
Jam menara menunjukkan pukul enam.
Badai berlindung
dalam Hukum kekembalian hal yang abadi.
Tangan kita bebas dari emas dan perak.
Aku menelan pilmu, kau milikku.
Darah kita menjadi gila.
Kamu matahari yang tidak pernah terbenam;
kamu adalah bulan yang selalu ada di langit;
kamu adalah bintang yang, ketika yang lain gelap,
masih mengalahkan hari dengan kelap-kelipnya;
Kamu adalah fajar tanpa matahari;
hari cerah yang tidak mengancam malam;
refleksi kegembiraan dan harapan di bumi -
itulah kamu bagi aku, dan kamu bisa menjadi apa lagi?
 cinta dalam suaramu terdengar
seindah nyanyian burung  sorgawi
kata-kata cinta dari mulutmu
janji yang dinyatakan
Terpesona oleh mata cokelat tuamu
yang tidak pernah untuk berbohong
tapi aku melihat di dalamnya
kita tidak akan pernah berpisah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H