Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Totok Kerot

28 Mei 2023   22:48 Diperbarui: 28 Mei 2023   23:00 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Totok Kerot berdiri dengan
tulang sumsum yang kokoh
Di Bumi Abadi yang kokoh,
dia tidak cukup membandingkan dirinya
hanya dengan pohon dan daun lontar
atau pohon bunga kecubung.

Segala sesuatu yang fana
adalah perumpamaan bagi kita;
Yang tidak memadai,
Sekarang terjadi;
Tak terlukiskan,
Begitulah caranya;
Totok Kerot yang akan datang
menarik kita.

Apa yang membedakan
Totok Kerot dari manusia?
Banyak ombak
berjalan di depannya,
aliran abadi:
ombak mengangkat kita,
ombak menelan kita,
dan kita tenggelam.

Sebuah cincin kecil
membatasi hidup kita,
dan banyak generasi
merantainya terus menerus, Totok Kerot
pada rantai keberadaannya yang tak berujung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun