Alam dan kesadaran:
Konsep tentang alam menyiratkan pertimbangan tentang alam sebagai "yang lain yang mutlak" milik manusia. Selanjutnya, melihat hubungan antara manusia dan alam sebagai hubungan antara subjek dan objek yang secara metafisik dipisahkan satu sama lain. Konsep dualistik tentang alam juga menyiratkan pemisahan radikal antara manusia sebagai makhluk alami, dan manusia sebagai kesadaran, roh, jiwa, atau sejenisnya.
Pertimbangan terhadap alam yang diungkapkan dalam istilah ini ternyata telah berperan menentukan dalam pembangunan yang berujung pada krisis ekologi. Perubahan dalam hubungan kita dengan alam sangatlah penting jika krisis yang sangat mendesak ini ingin mencari solusi. Dan perubahan semacam itu membutuhkan konsep baru tentang alam, yaitu pemahaman baru tentang alam. Karena alam didefinisikan dalam kaitannya dengan "yang lain", manusia, konsep baru tentang alam juga akan memerlukan pemahaman baru tentang manusia.
Dalam tesis, kemungkinan konsep baru tentang alam diperiksa, dan proposal diuraikan atas dasar kritik yang diajukan GWF Hegel terhadap filosofi dualistik Immanuel Kant (antara lain dalam apa yang disebut teks Perbedaan), dan kritik yang diberikan Maurice Merleau-Ponty tentang pemahaman Cartesian tentang hubungan antara kesadaran manusia dan tubuh dalam persepsi sebagai fenomenologi kebertubuhan. Proposal yang digariskan sangat terinspirasi oleh idealisme objektif Hegel, seperti yang diungkapkan dalam filsafat alamnya dan sistem filosofis lainnya. Dan diperdebatkan untuk pemahaman yang lebih luas dan penerapan konsep ekologi, terutama berdasarkan analisis fenomenologis Merleau-Ponty tentang hubungan antara subjek yang diwujudkan dan dunia.
Pada tulisan ini kritik diberikan terhadap apa yang disebut konsep dualistis tentang alam. Konsep alam ini menyiratkan pandangan tentang alam sebagai 'yang lain mutlak' dari manusia. Lebih lanjut ia melihat hubungan antara manusia dan alam sebagai hubungan antara subjek dan objek, yang secara metafisik dibatasi satu sama lain. Konsep dualistik tentang alam juga mengimplikasikan pembagian radikal antara manusia sebagai wujud alami, dan manusia sebagai kesadaran, roh, jiwa atau yang serupa.
Pandangan yang terungkap melalui konsep ini ternyata berperan penting dalam pembangunan yang berujung pada krisis ekologi dewasa ini. Perubahan dalam hubungan kita dengan alam sangat penting jika krisis yang mendesak ini ingin menemukan solusinya. Dan perubahan seperti itu membutuhkan konsep alam yang baru, yaitu revisi dalam pemahaman kita tentang alam. Karena alam dipahami dan didefinisikan melalui 'yang lain', manusia, konsep baru tentang alam akan menyiratkan pemahaman baru tentang manusia.
Makalah ini menyelidiki kemungkinan konsep baru tentang alam, dan sebuah proposal dibuat berdasarkan kritik GWF Hegel terhadap filosofi dualistik Immanuel Kant, dan kritik Maurice Merleau-Ponty terhadap pemahaman Cartesian tentang hubungan antara kesadaran manusia dan tubuh. . Filsafat dan rerangka sketsa sangat dipengaruhi oleh idealisme objektif Hegel, seperti yang diungkapkan dalam filsafat alam dan sistem filosofis secara keseluruhan. Maka pemikiran dan pemahaman yang lebih luas pada pemanfaatan konsep ekologi, berdasarkan catatan fenomenologis Merleau-Ponty tentang hubungan antara subjek yang diwujudkan dan dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H