Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hermeneutika Gadamer (25)

25 Januari 2023   21:42 Diperbarui: 26 Januari 2023   06:28 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri/Hermeneutika Gadamer

Hanya karena keterbatasan manusia kita tidak akan pernah bisa mengungkapkan dengan kata-kata dan dengan demikian memahami semua yang bisa dikatakan.  Dalam hal ini, bagi Gadamer, verbalisasi selalu berarti pemahaman. Ketika dia berbicara tentang tradisi linguistik, yang dia maksud adalah bahasa sebagai karakter pemahaman tradisi :  "Karena hubungan manusia dengan dunia adalah linguistik dan karena itu dapat dipahami dari bawah ke atas." 18Dengan menempatkan bahasa di jantung hermeneutika, Gadamer dapat berargumen bahwa dia tidak hanya menghindari metodologi yang salah, seperti yang dijelaskan di bab sebelumnya. Sebaliknya, itu berpaling dari spiritualisme ideologis yang mengikuti metafisika ketidakterbatasan dan dengan demikian menempatkan orang pada cahaya yang benar mengingat keterbatasan mereka, seperti yang dilakukan Heidegger.  

Namun berbeda dengan gurunya, yang klaim universalitasnya didasarkan pada perubahan ontologis yang menjadikan manusia sebagai titik tolak pertimbangan hermeneutika, Gadamer mempertajam pertimbangan ini lebih jauh ketika ia berfokus pada bahasa. Giliran ontologis Gadamer dengan demikian didedikasikan untuk "deskripsi ontologis-fenomenologis untuk setiap fenomena pemahaman, oleh karena itu [hermeneutika] tidak lagi terbatas pada seni metodis interpretasi yang benar.

Dalam upaya hermeneutik, adalah tugas bahasa untuk memungkinkan pemahaman universal tentang dunia yang sesuai dengan perkembangan evolusioner itu sendiri dan perkembangan wilayah simbol manusia. Menurut Gadamer, tidak hanya kehidupannya sendiri tetapi   lingkungan sosial orang tersebut, budaya yang mempengaruhi mereka dan bahkan kosmos tempat mereka tertanam harus diperhitungkan.

Citasi:

  • Gadamer Hans-Georg.,1976c, Philosophical Hermeneutics, ed. and trans. by David E. Linge, Berkeley: University of California Press; 2nd revised edition published as "30th Anniversary Edition", 2008.
  • Gadamer Hans-Georg.,1980, Dialogue and Dialectic: Eight Hermeneutical Studies on Plato, trans. and ed. by P. Christopher Smith, New Haven: Yale University Press.
  • Gadamer Hans-Georg.,1989b, Truth and Method, 2nd rev. edn. (1st English edn, 1975, trans. by W, Glen-Doepel, ed. by John Cumming and Garret Barden), revised translation by J. Weinsheimer and D.G. Marshall, New York: Crossroad.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun