Konten tertentu sudah terbentuk. Ketidakpastian yang dimaksud ketika  membayangkan sesuatu yang belum terbentuk telah disebut "substansi" atau "materi" (substansi = bahasa Latin " materia"). Istilah "materi/jasmani/tubuh". Hal ini dapat mengambil bentuk. Dengan demikian, materi menjadi konten. Semua konten terbentuk dan setiap bentuk menentukan konten. Oleh karena itu isi dan bentuk tidak secara logis berada pada level yang sama. Karena isi adalah kesatuan konkrit antara yang terbentuk (yaitu materi) dan bentuk, dan bentuk adalah momen dari isi. Formasi dari apa yang sebelumnya tidak berbentuk juga dapat dilihat sebagai spesialisasi dari apa yang sebelumnya abstrak dan umum ("materi" tanpa bentuk).
Maka disini  kita menemukan bahwa apa yang ditangkap pada langkah pertama hanyalah abstrak. Disarikan dari bentuk, materi mengandung konten hanya sebagai kemungkinan pada angka Neptu dan Pasaran. Cara filosofis lain untuk mengatakannya adalah "dalam dirinya sendiri". Materi hanyalah konten "dalam dirinya sendiri". Langkah kedua adalah penentuan  melalui bentuk. Bentuk adalah sesuatu di mana objek menunjukkan dirinya dalam hubungan-hubungannya. Dia kemudian "untuk orang lain". Sehubungan, dalam kesatuan dirinya dengan relasinya, ia menjadi "untuk dirinya sendiri" untuk materi, bentuk, isi.
Untuk manusia (Leader) maka berlaku bahwa semua orang, terlepas dari waktu dan tempat, menunjukkan perilaku sosial  dan mengembangkan struktur supra-individual. "Sosialitas" tentu ditentukan dari segi konten jika  membandingkannya dengan cara hidup  lain. Tetapi dipertimbangkan untuk semua orang, itu adalah kesamaan yang tidak mengatakan apa-apa lagi tentang bentuk sejarah konkret mereka yang berbeda. Itulah sebabnya dapat dikatakan: "Standar "sosialitas" harus dipinjam dari sifat kondisi yang khas pada setiap cara produksi, bukan dari ide-ide yang asing baginya. Semua  adalah bentuk sosialitas dan komunitas yang abstrak tidak bisa dijadikan tolak ukur konsep  seperti masa depan.
Cokro manggilingan, Pakem Wahyu Makutharama  pada  sisi catur mengandung unsur tutug, tanduk, weweka, lungguh, cucut, nuksma atau langgut, tatas, dan micara. Maka Ruang dan waktu tidak lagi eksis sebagai kuantitas absolut seperti dalam fisika klasik, tetapi merupakan objek dinamis, kuantitas fisik, bidang tensor kompleks, metrik. Ruang waktu ini bisa datar tanpa adanya materi dan energi. Namun, ruang waktu umumnya dilengkungkan oleh massa atau secara lebih umum, bentuk energi. Maka disini kita memperoleh Jawaban siapa Wahyu Makutoromo Presiden 2024;
Wahyu Makutoromo Presiden 2024 bukan jawaban tanpa argumen meta estetika Jawa,  dan bagaimana membayangkan ruang-waktu. Secara umum, kita terbiasa dengan dunia empat dimensi: di dalam ruangan  mengisi tiga dimensi spasial  satu lagi, yang lain kurang  yaitu panjang, lebar, dan tinggi. Pada suatu saat nanti kita mungkin berada di tempat yang berbeda di dalam ruangan: kita telah melewati waktu. Ide ruang-waktu yang cukup sederhana kemudian dianalogikan dengan kulit karet yang bisa diregangkan.
bersambung_ ketulisan ke 2
Citasi: Wikipedia, Presiden Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H