Dan begitulah jiwa sang kekasih sekarang mengikuti sang kekasih, malu dan terintimidasi. (Platon, Phaedrus 253c dst.) masih lebih dikuasai oleh keadaan pikiran sebelumnya, seperti orang yang, meninggalkan penghalang, membungkuk ke belakang, menarik kekang kuda pemberontak dari giginya dengan kekuatan yang lebih besar, meregangkan lidah dan pipinya yang kasar sampai berdarah dan menyebabkan dia sangat kesakitan dengan memaksa paha dan pinggulnya ke tanah. Tetapi ketika kuda yang buruk mengalami perlakuan yang sama lebih sering dan meninggalkan kebiadabannya yang keras kepala, ia mengikuti tuntunan yang masuk akal dari kusir dalam penghinaan, dan ketika ia melihat yang cantik ia pingsan karena ketakutan.
Dan begitulah jiwa sang kekasih kini mengikuti sang kekasih, malu dan terintimidasi. Teks  Republik (Platon, Phaedrus 253c dst.) masih lebih dikuasai oleh keadaan pikiran sebelumnya, seperti orang yang, meninggalkan penghalang, membungkuk ke belakang, menarik kembali tali kekang kuda yang menantang dari giginya dengan kekuatan yang lebih besar, menjulurkan lidah dan pipinya yang kasar hingga berdarah dan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dengan memaksa paha dan pinggulnya ke tanah.Â
Tetapi ketika kuda yang buruk mengalami perlakuan yang sama lebih sering dan meninggalkan kebiadabannya yang keras kepala, ia mengikuti bimbingan wajar kusir dalam penghinaan, dan ketika ia melihat yang cantik ia pingsan karena ketakutan.
Dan begitulah jiwa sang kekasih sekarang mengikuti sang kekasih, malu dan terintimidasi. (Platon, Phaedrus 253c dst.) menarik kembali tali kekang kuda pemberani dari giginya dengan kekuatan yang lebih besar, meregangkan lidah dan pipinya yang kasar hingga berdarah dan menyebabkan dia kesakitan dengan memaksa paha dan pinggulnya ke lantai. Tetapi ketika kuda yang buruk mengalami perlakuan yang sama lebih sering dan meninggalkan kebiadabannya yang keras kepala, ia mengikuti bimbingan wajar kusir dalam penghinaan, dan ketika ia melihat yang cantik ia pingsan karena ketakutan.Â
Dan begitulah jiwa sang kekasih sekarang mengikuti sang kekasih, malu dan terintimidasi. (Platon, Phaedrus 253c dst.) menarik kembali tali kekang kuda pemberani dari giginya dengan kekuatan yang lebih besar, meregangkan lidah dan pipinya yang kasar hingga berdarah dan menyebabkan dia kesakitan dengan memaksa paha dan pinggulnya ke lantai. Tetapi ketika kuda yang buruk mengalami perlakuan yang sama lebih sering dan meninggalkan kebiadabannya yang keras kepala, ia mengikuti bimbingan wajar kusir dalam penghinaan, dan ketika ia melihat yang cantik ia pingsan karena ketakutan.
Dan begitulah jiwa sang kekasih sekarang mengikuti sang kekasih, malu dan terintimidasi. (Platon, Phaedrus 253c dst.) Tetapi ketika kuda yang buruk mengalami perlakuan yang sama lebih sering dan meninggalkan kebiadabannya yang keras kepala, ia mengikuti tuntunan yang masuk akal dari kusir dalam penghinaan, dan ketika ia melihat yang cantik ia pingsan karena ketakutan. Dan begitulah jiwa sang kekasih kini mengikuti sang kekasih, malu dan terintimidasi. (Platon, Phaedrus 253c dst.)Â
Tetapi ketika kuda yang buruk mengalami perlakuan yang sama lebih sering dan meninggalkan kebiadabannya yang keras kepala, ia mengikuti bimbingan wajar kusir dalam penghinaan, dan ketika ia melihat yang cantik ia pingsan karena ketakutan. Dan begitulah jiwa sang kekasih sekarang mengikuti sang kekasih, malu dan terintimidasi. (Platon, Phaedrus 253c)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H