Mawar Putih
Bumi memberinya sore yang mengerikan
di bulan ini, di bawah terik matahari.
Selangkah dari kuburan terbuka,
ada mawar dengan kelopak busuk,
di antara geranium dengan aroma yang keras
dan bunga merah. Langit
biru murni. Udaranya
kuat, dasyat, dan kering.
Aku menumbuhkan mawar putih
di bulan ini seperti di bulan Januari,
untuk teman tulus
yang memberi Aku tangannya yang jujur.
Dan untuk wanita  keji yang merobek
hatiku, dan kini  aku hidup tanpa tanaman
berduri, aku udah menanam, dan
menyiran mawar putih.
Untuk kristal mencintaimu,
tajam dan jernih bagimu.
Untuk melihat dunia,
melalui batin paling murni,
jelaga sampai keindahan,
seperti yang diciptakan oleh hari itu.
Kehadiranmu di sini, ya,
di depanku, selalu,
tapi selalu tak terlihat, sekali lagi tak terlihat
dan nyata.
Kristal dan Cermin itu, tidak pernah!
**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H