Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Senja Berhala

2 Agustus 2022   19:34 Diperbarui: 2 Agustus 2022   19:39 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Cermin, diam! dan
memori sembunyi-sembunyi tepi suara miring,
bergema, merespons tanpa sepatah kata pun. Dan lihatlah
dalam ketidakhadiranmu setidaknya aku masih hidup...

Dari marmer jingga dengannya waktu luang memenjarakanku,
aku ingin dengan sia-sia menarik lengan yang sulit dipahami
menuju dunia infinitif yang lembut
di mana semuanya diam dan semuanya terbang.

Aku adalah patung tempat tersembunyi,
tempat aku bernyanyi, dalam keheningan yang keras
dan tempat api membakar abu aku.

Tidak ada yang menegaskan aku dan tidak ada yang menyangkalnya
Hanya pantulan kegelapan, hati yang gelap,
dengan kekuatan pemukulan meremas rasa.

Melalui luka sunyi yang halus
yang bahkan memberi jalan bagi penderitaan,
sayangnya! masuk, penderitan dalam diriku, sebagai pemandu
tanaman  yang disinari matahari di atas lempengan cinta

apakah  mawar terakhir
di mana kekuatan gembira ada,
rindu untuk tidak lagi, nyala api yang sangat dingin sehingga
cahaya di sebelahnya tampak teduh.

semua tlah menghancurkan kepenuhan, simetri,
abisal di mana segala sesuatu
yang berlangsung lebih lama dari hari berakhir;

dan, merobek ku dari kebosanan yang mengganggu
membungkus aku dalam vertigo, kegembiraan,
penegasan total, kematian cinta  yang bahagia!

Siapa yang menghuni ketidakhadiran ini? Desahan apa yang aku
potong ketika berbicara? Siapa yang harus aku rebut
dari tubuh yang dipulihkan di mana aku menginap?
Siapa yang melihat aku dengan mata batin-nya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun