Hari Kematian Manusia
tidak ada hujan, tapi kelabu....
Aku merasakannya....Selamat malam...
Aku tidak mengharapkanmu,
tapi seperti biasa, datanglah bersama sang bayu. Â
Hari ini....tulang dan ototku sakit...
dan jiwaku terlalu banyak
jiwaku ini sangat sensitif, sangat sensitif
terhadap kekejaman manusia,
terkadang dengan niat, terkadang .jahat....
Bukan hanya kejam yang menuntun niatnya dengan tipu daya,
Bukan hanya kejam yang melempar anak panah
diracuni dalam kata-katanya .....
mengandung kekejaman
ketidaktahuan,
kenyamanan yang berlebihan
diresapi dengan hal-hal sepele yang sia-sia .....
Kepedihan jiwa yang tidak menemukan penghiburan....
sakit jiwa yang dicemooh
untuk rasa terima kasih bagi yang berpura-pura mencintainya,
iya  mencintai dia....
Sandiwara  biasa-biasa saja, dilakukan dengan salah oleh pembohong
Dan....
Kesedihan jiwa.....
Belaian dingin keputusasaan.....
Mual  rasakannya ketika sang bayu berbisik disini
Mual yang lahir dari kegelisahan
Dari minat yang berlebihan pada hal-hal yang sia-sia
Kegelisahan karena merasa ditinggalkan, dikhianati...
ketidaknyamanan yang hanya bisa meredakan
dengan uap anggur,
yang melepaskan lidah untuk berperang...
pertempuran dialektis yang, mungkin, bahkan tidak dipahami.....
kemudian, biasa-biasa saja dari kekurangan akal
Ini adalah harga yang harus dibayar untuk kecelakan jiwa..
Jika Kamu Ditanya: "Apa Itu Kematian?",
Jawablah: "Kematian Yang Sebenarnya Adalah Ketidaktahuan".
Berapa Banyak Yang Mati Di Antara Yang Hidup!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI