Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pajak (2)

24 Mei 2022   15:02 Diperbarui: 24 Mei 2022   15:26 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat Pajak dan Mempertanyakan Keadilan

Pemandangan penyakit yang mempengaruhi masyarakat, penderitaan individu dan kolektif dari kemiskinan, pengangguran massal, perumahan yang buruk, buta huruf membangkitkan dalam diri kita belas kasih dan keinginan untuk memperbaikinya. 

Beberapa memilih untuk melakukannya pada skala mereka sendiri, dengan berlatih amal dan sukarela.  Tetapi sebagian besar meminta Negara, demiurge zaman modern, untuk campur tangan membangun dunia yang lebih "adil" bagi kita. 

Setiap orang tersinggung oleh kontras yang terus-menerus pada awal abad ke-21 antara kekuatan material yang tersedia untuk komunitas nasional secara keseluruhan dan kemelaratan di mana beberapa anggotanya masih hidup. "Keadilan sosial" adalah cita-cita yang dibagikan secara luas.

Kepedulian terhadap keadilan ini sering diungkapkan sebagai permintaan untuk melihat ketidaksetaraan dikurangi. Diukur dengan presisi oleh statistik, gagasan ini tetap tidak terdefinisi dengan baik.  bukan standar yang dituju. 

Dan memahami  nasib orang-orang termiskin itu penting, tetapi mengapa menstigmatisasi orang-orang "kaya", kecuali jika melihat kemewahan mereka begitu penting sehingga mengancam ketertiban umum, kecuali jika itu adalah kekuatan berlebihan yang mereka miliki? 

Wilayah abu-abu teori ekonomi ini tetap menjadi sorotan media dan perdebatan politik.

Literatur tentang teori keadilan dapat dibagi menjadi dua gelombang yang berurutan. Gelombang pertama melihat masalah keadilan yang dihadapi dalam sebuah negara yang mungkin terisolasi dari seluruh dunia, sedangkan gelombang kedua, yang muncul kemudian, melihat keadilan global.

Gelombang pertama mengadu egaliter liberal seperti John Rawls, Ronald Dworkin, Amartya Sen dan Philippe van Parijs melawan libertarian sayap kanan seperti Robert Nozick, libertarian sayap kiri seperti Hillel Steiner, dan komunitarian seperti Charles Taylor atau Michael Walzer. Dua pertanyaan menyusun perdebatan ini. 

Pertama, kita harus mengidentifikasi "variabel fokus" keadilan, yaitu variabel yang distribusinya relevan dari sudut pandang keadilan (barang sosial utama Rawls atau kemampuan Sen, misalnya). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun