Akibatnya, semakin banyak warga negara berpartisipasi dalam persetujuan hukum, semakin dia bebas. Namun, dalam istilah praktis, konsepsi ini menyiratkan  semakin besar negara, semakin sedikit kebebasan warga negara: sedangkan dalam komunitas kecil yang terdiri dari sepuluh orang, misalnya, satu suara mewakili 10% dari kekuatan pengambilan keputusan, di negara dengan empat puluh orang. juta pemilih (seperti Prancis), itu hanya berarti 0,00000002%. Inilah paradoks pemungutan suara.
Akhirnya, bisa ada kebebasan (politik) untuk Rousseau hanya dalam kesetaraan. Oleh karena itu, untuk menjadi bebas membutuhkan, selain menjadi independen dari tuan mana pun, untuk tidak memiliki budak.
Kebebasan, bersama dengan kesetaraan, adalah tujuan utama teori politik Rousseau. Dia memperluas definisi kebebasan, menghubungkannya dengan fisik dan metafisik, alam dan sipil. Dia menentang hilangnya kebebasan dalam dua wacananya dan kemudian merancang kontrak sosial untuk mendapatkan kembali kebebasan yang hilang ini bagi masyarakat secara keseluruhan dan individu. Tapi apa yang dimaksud Rousseau dengan 'kebebasan'?Â
Dalam bab VIII Kontrak Sosial Rousseau mengusulkan sejumlah makna untuk kebebasan tetapi dengan cepat menambahkan dalam sebuah pernyataan di akhir bab bahwa tidak satu pun dari ini dirancang untuk mendefinisikan 'kebebasan'. Jawaban paling umum untuk pertanyaan ini adalah bahwa 'kebebasannya' adalah kebebasan absolut teoretis di mana seorang individu hanya harus mematuhi dirinya sendiri dalam bentuk kehendak umum, sesuai dengan kontrak sosialnya.
Citasi:ebook, pdf.
- Bertram, C., 2004, Rousseau and The Social Contract, London: Routledge.
- Williams, D.L., 2014, Rousseau's Social Contract, Cambridge: Cambridge University Press.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H