Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pemahaman Diri sebagai Pengetahuan Diri

9 September 2021   09:30 Diperbarui: 9 September 2021   09:35 1926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan yang bermanfaat dalam hal ini adalah antara berbagai jenis tindak tutur yang menjadi dasar ucapan pernyataan-ego. Dengan demikian, tindak tutur ekspresif yang bertujuan untuk mengungkapkan secara langsung keadaan mental saat ini dapat dibedakan dari tindak tutur deskriptif yang sesuai dengan atribusi sifat-sifat yang mampu menjadi kebenaran. Oleh karena itu, pernyataan "Saya kesakitan" dapat dipahami baik sebagai ekspresi langsung dari rasa sakit saya sendiri atau sebagai cerminan atribusi diri dari keadaan sakit. Sebagai ekspresi langsung dari pembicara otentik, itu tidak mungkin salah.

Pertimbangan semantik dan epistemik pada pernyataan-I ini sekarang memungkinkan klasifikasi pemahaman diri yang lebih berbeda. Pemahaman diri dapat ditunjukkan dalam ucapan pernyataan ego di mana pembicara mengaitkan berbagai jenis predikat psikologis (keadaan mental saat ini, sifat karakter, sikap mental jangka panjang, kondisi otobiografi, dll.). Tergantung pada predikat psikologis, ada berbagai derajat (dan jenis) kekebalan dan keandalan kesalahan. Khususnya, untuk pengetahuan tentang keadaan mental sesaat seseorang, sering diasumsikan ada kekebalan terhadap kesalahan sehubungan dengan referensi dan tingkat keandalan yang tinggi sehubungan dengan predikat psikologis. Gradasi serupa dari tingkat keandalan yang berbeda  diusulkan berdasarkan analisis struktur kognitif (berbasis bahasa yang tidak bergantung pada bahasa).

Pemahaman diri, citra diri dan konsep diri; Akhirnya, hubungan antara konsep filosofis pemahaman diri dan konsepsi psikologis citra diri, citra eksternal dan konsep diri harus ditunjukkan. Psikologi membedakan antara citra diri, yaitu gagasan yang dimiliki seseorang mengenai kepribadian dan karakter otobiografinya, dan citra eksternal yang dimiliki orang lain tentang orang ini. Citra diri terutama didasarkan pada persepsi diri dan memori pengalaman sendiri. Ini berisi ide-ide faktual tentang properti, ciri-ciri karakter dan fitur identitas, termasuk ide-ide evaluatif untuk penilaian diri tentang kemampuan dan karakteristiknya sendiri, serta ide-ide tentang pengalaman emosionalnya sendiri.

Dalam konteks ini, William James telah mengusulkan perbedaan antara bagian-bagian berbeda dari diri yang diketahui: bagian-bagian material yang berkaitan dengan tubuh sendiri, asal-usul keluarga, dan properti; bagian sosial yang mencerminkan identitas sosial dan peran sosial yang dialami; dan terakhir bagian spiritual yang mengandung nilai moral, agama dan metafisik. 

Citra diri dilengkapi dengan citra ideal yang kita buat tentang diri kita sendiri. Cita-cita menggambarkan gagasan kita tentang bagaimana kita ingin menjadi, nilai, cita-cita, keinginan, dan tujuan apa yang ingin kita terapkan atau capai dalam hidup kita. Secara bersama-sama, citra diri dan ideal membentuk konsep diri kita, yang secara signifikan memengaruhi pemikiran, perasaan, dan tindakan kita dalam situasi sehari-hari serta dalam keputusan yang mengubah hidup. Sejak ketegangan antara diri dan citra ideal dan antara diri dan citra eksternal dapat muncul lagi dan lagi, banyak teori dan praktik psikoterapi berurusan dengan pengungkapan dan pemrosesan konsep diri.

Dalam pengertian ini, refleksi filosofis tentang pemahaman diri dapat dipahami sebagai dasar untuk konsep konsep diri psikologis yang lebih kaya.****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun