Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tantangan Digitalisasi Pendidikan Sekolah di Indonesia

17 Mei 2021   16:26 Diperbarui: 17 Mei 2021   16:37 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tantangan Digitalisasi || DOKPRI

Sejak pertengahan 2010-an dan dibukanya era internet, pentingnya kesadaran belajar dengan teknologi baru di sekolah dan masyarakat telah berkembang pesat. Hal ini menyebabkan perkembangan pembelajaran seluler di laptop dan perangkat portabel lainnya. Saat ini, pembelajaran seluler terlepas dari waktu dan tempat telah muncul dalam pikiran dengan penyebaran ponsel cerdas dan tablet. Untuk sektor sekolah, misalnya, e-learning berbasis web, pembelajaran mobile dan penggunaan teknologi Web 2.0 diintegrasikan ke dalam proses belajar mengajar. Selain itu, area aplikasi baru seperti platform pembelajaran, buku teks digital, Open Educational Resources (OER) harus wajib di miliki Indonesia untuk tujuan idiologi pembelajaran yakni mencerdaskan Kehidupan Bangsa.

 Dalam perjalanan perkembangan melalui digitalisasi pendidikan sekolah, tiga gerakan telah mempengaruhi perkembangan ini ke derajat yang berbeda selama beberapa dekade terakhir: Di satu sisi, perkembangan teknologi lebih lanjut, yang membuka lebih banyak kesempatan baru untuk mengajar dan belajar. Kedua, perubahan sosial dan perubahan terkait di semua bidang kehidupan dan pekerjaan berdampak besar pada pendidikan sekolah terkait dengan digitalisasi. Sebagai kriteria akhir, rencana dan kurikulum pendidikan memerlukan penanganan teknologi baru dan informasi digital yang kompeten, yang telah tertanam dalam keputusan kebijakan pendidikan.  

Para pemangku kepentingan perlu suatu strategi "Serangan pendidikan untuk masyarakat pengetahuan digital."  Gagasan tentang pakta digital antara pemerintah pusat dan Pemda   ingin mendukung negara bagian dalam memperluas pendidikan digital di sekolah-sekolah Indonesia [NKRI]. Para pemangki kepentingan wajib atau jika sudah merumuskan rencana aksi dengan tujuan yang jelas untuk serangan digitalisasi di sekolah. Hal ini didasarkan pada berbagai bidang aksi untuk masing-masing bidang pendidikan,   secara fungsional saling terkait satu sama lain. "Promosi keterampilan media di sekolah biasanya dipahami sebagai tugas umum,   bagaimanapun, peralatan TI yang memadai secara kuantitatif dan secara kualitatif merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mengajar siswa dari tahun ajaran 2021/2022 tentang "keterampilan digital" yang dirujuk dalam kerangka kompetensi KKNI.

Dengan adopsi kertas strategi ini semua stakeholders berkomitmen untuk mengintensifkan penggunaan media digital di sekolah dan pelatihan guru. Di Indonesia, pendidikan media dan didaktik media  diwajibkan dalam pelatihan guru maupun pada fase keberlanjutannya. Karena pendidikan media belum ditawarkan secara sistematis dan wajib secara menyeluruh dalam pelatihan guru dan guru aktif sering kali tidak terlalu kompeten dalam pendidikan media, pelatihan guru dianggap sangat penting melalui publikasi strategi digital sekolah di Indonesia. 

Sekarang jelas mediatisasi masyarakat telah mengubah tuntutan terhadap sekolah dan guru. Oleh karena itu, guru saat ini hanya dapat memenuhi harapan dan tuntutan yang diberikan kepada mereka melalui tawaran dukungan yang memadai, seperti pendidikan dan pelatihan lanjutan, agar pada akhirnya dapat menahan tekanan untuk berinovasi. "Promosi pengembangan keterampilan di antara para guru yang secara bertanggung jawab memenuhi mandat pendidikan mereka di" dunia digital. Oleh karena itu harus dipahami sebagai tugas integral dari pelatihan dalam mata pelajaran pengajaran serta ilmu pendidikan dan harus dibangun dan terus diperbarui di semua fase pelatihan guru. Untuk itu, pengembangan kompetensi terkait harus tertuang dalam mata pelajaran diklat khusus guru untuk semua posko pengajaran.

Pemerintah pusat melalui Kementerian wajib mendukung Provinsi, dan kota (asosiasi otoritas lokal) dengan investasi dalam melengkapi mereka dengan sistem TI dan di sekolah jaringan. Hal tersebut sejalan dengan kepentingan nasional dalam meregenerasi infrastruktur pendidikan digital yang tahan masa depan.  Namun, ini   terkait dengan tanggung jawab Pemda I, dan II kabupaten kota  untuk implementasi administratif Sekolah. Aturan paling penting untuk mengajukan dan melaksanakan pendanaan telah ditetapkan. Kondisi pendanaan khusus Pemda I, dan II   dirumuskan secara rinci   dan disetujui oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan Kebudayan Ristek.

Tujuan sekolah digital adalah  menciptakan dasar infrastruktur digital nasional di sekolah. Namun, tidak mungkin untuk mencakup semua persyaratan yang memungkinkan di lokasi sekolah individu dan untuk setiap profil sekolah. Oleh karena itu, Pemda I, dan II   memiliki kesempatan untuk menyiapkan program mereka sendiri untuk melengkapi sekolah digital.   Tetapi apakah pengenalan DigitalPact secara umum mengarah pada pendidikan yang lebih baik?

"Media digital dan infrastruktur pembelajaran memungkinkan bentuk-bentuk pembelajaran yang baru."  Mengingat keragaman dan perbedaan geografis sosial dan budaya para siswa, pendidikan harus dirancang secara lebih individual. Pembelajaran kondusif bagi semua siswa dan   bagi guru jika, misalnya, kemajuan pembelajaran individu dapat dicatat dengan lebih tepat dan digunakan sebagai dukungan melalui pemilihan modul dan materi pembelajaran yang ditargetkan. Selain itu, media digital dapat secara efektif membangun jaringan pembelajaran di dalam dan di luar sekolah dan membantu mengkompensasi kekurangan pendidikan.  Dengan cara yang sama, anak sekolah dapat mengikuti tugas sekolah di luar sekolah sebagai tempat belajar dan bertukar pikiran satu sama lain melalui platform online.

Guru atau peserta didik berbicara tentang "pembelajaran kolaboratif", di mana proses kerja  adalah fokusnya. Masalah sosial yang harus diselesaikan di masa depan seringkali begitu kompleks sehingga hanya dapat diselesaikan dengan kecerdasan kolektif [lihat sila ke IV].   Dengan demikian, media digital dapat membuat pelajaran dalam banyak mata pelajaran menjadi lebih hidup, lebih berorientasi pada praktik, dan lebih aktif bagi siswa. Namun demikian, eksperimen analog, persepsi bersama-sama, dan pertukaran dengan teman sekelas, dan guru dalam interaksi langsung  adalah terus memainkan peran penting di masa mendatang. "Karena belajar adalah proses sosial dalam rerangka pengalaman Idiologi Negara Indonesia  Pancasila. Semoga demikian, terima kasih****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun