Stasiun Solo Balapan
Sekali lagi kamu berdiri di jalan yang kosong.
Dan kamar-kamar di lantai atas menjadi terang,
Bayangan-bayangan melengkung di tirai.
Suara gonggongan anjing terdengar dari taman yang jauh.
Saat jam berlalu
kamu merokok dan duduk di bangku.
Menjelang pagi hari mulai turun hujan.
Tetap saja, waktunya tidak lama berlalu.
Dan pertemuan itu kamu menyeret keluar semua isi Â
WhatsApp  yang pernah ditulis kepadanya.
Dan kemudian membaca betapa kamu sangat mencintainya ...
Dan kamu menjadi rindu tak menentu.
Pukul enam pagi kakimu telah melangkah
keluar dan pergi dan mendengarkan sebuah lagu.
Dan kemudian kamu duduk di bangku untuk berpikir
sangat sakit rasanya: "Seandainya  amu tidak bisa memelukku."
Di atas rumah gubuk derita membuka jendela,
melangkah ke balkon dan masih terkantuk.
kamu terlambat jadwal bangun dan berangkat ke Stasiun Solo Balapan
Dan kamu terkejut dan menatap setelah itu, aku perrgi tak kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H