Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Danyang dan Lelembut

12 Februari 2021   21:39 Diperbarui: 12 Februari 2021   21:59 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Danyang dan Lelembut

ini adalah kontemplasi warisan lelembut danyang yang selalu gelisah
atau dikenal sebagai seni unik luar biasa pada biografi saya yang panjang
atau perjalanan intelektual yang meraba-raba
pencarian tanpa akhir untuk menemukan
realitas ilahi di belakang,
untuk melacak, menunjukkan dengan tepat apa yang ada
di pusat kosmos
di jantung yang disalibkan dari semua umat manusia,
beberapa hari-hari saya merasa tidak ada apa itu keadilan Tuhan,
tidak ada peluang untuk kekuatan yang lebih tinggi
Saya pasrah untuk memuntahkan kata-kata warisan lelembut danyang nihilistik seperti
yang terfragmentasi tentang kehidupan yang
memakan jiwa, batin senantiasa membanjiri pikiran saya,
diskusi lelembut danyang saat saya runtuh, tersandung memahami semua ini yang
saya temukan bersama warisan lelembut danyang Nusantara

kondisi membebani pundak keajaiban mengisi anak-anak bangsa
dari laut selatan, dan kaki gunung Sindoro Sumbing berkedip-kedip mata
hingga penuh harapan dari kaum manusiaraja pembual dan kegelapan
dan waktu terus bergerak tanpa ada rem dan gas
terlepas dari tendangan kaki Gunung Merapi yang dipenuhi mimpi
saya merasa pasti ada sesuatu yang lebih dari itu ini.
absurditas memiliki  untuk mengkonsumsi inti kehidupan sia-sia
pada akhirnya, apakah itu tidak membuat saya lebih bebas?
seperti Sisyphus, Tantalus,  dan Labirin
rutinitas berulang yang stagnan mengancam untuk mengancam jiwa,
tetapi saya yakin jalan yang saya jalani, bersama lelembut danyang
dan harus tahu itu akan menyelamatkan sejarah peradaban Bangsa
Bangsa hidup di saat ketidakpastian yang luar biasa dan terguncang.
Benarkah suatu hari lelembut danyang kelak berkilau, bercahaya abadi?

......................Senja Berhaladikaki Gunung Sindoro_ Sumbing;......................

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun