Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Google dan Bekerjanya Sistem Ideologi

10 Desember 2020   01:14 Diperbarui: 10 Desember 2020   01:16 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sesungguhnya seluruh internet  sendiri dapat dianggap sebagai arsip paling besar dan luas diera sekarang ini apalagi jika didesentralisasi. Karena ukurannya yang tak terduga dan pertumbuhan yang terus meningkat, mesin pencari seperti Google, atau Wikipedia diperlukan untuk memeriksa dan membuat katalog isinya. 

Sama seperti  prasangka bahwa, Google dan mesin telusur lainnya bukanlah alat pencarian   netral secara ideologis.

Sebagai mesin pencari internet yang dominan di dunia, Google dapat mengatur dan membuat hierarki informasi, menempatkan apa yang dianggap paling penting oleh para ilmuwan, sains, politik, dan semua sosial masyarakat bagian utama atas hasil pencarian. 

Kemampuan untuk memberi peringkat informasi ini memberi Google kekuatan yang sangat besar, yang pengoperasiannya, sebagian besar, tidak dikenali oleh penggunanya.

Ada dan kuat dugaaan Google menunjukkan "efek manipulasi mesin telusur" dapat sangat efektif dalam mengubah persepsi umat manusia didunia, kepentingan politik, budaya, dan kekusaaan. 

Dengan demikian Google  dapat beroperasi sebagai "Raja/Pemimpin Utama" pada penentu nilai  yang  tidak terlihat dalam urusan totalitas pemahaman tentang realitas dunia; sampai akhirnya Google menciptakan "semua pemahaman apapun" bersifat totalitas bahkan seluruh  entitas di alam semesta  atau keseluruhan kosmos.

Kita  wajib merepleksikan dan mempertimbangkan ideologi yang dipromosikan perusahaan media sosial itu sendiri. Otoritas perusahaan bekerja sama dengan entitas pemerintah untuk (mengalienasikan) memblokir dan menghapus materi yang mereka anggap tidak dapat diterima, seperti dukungan untuk terorisme dan ajakan untuk melakukan kekerasan atau hal-hal lain yang bertentangan dengan kepentingan kekusaan (dominasi). 

Tapi siapa yang mengatur yang paling berkuasa pada web itu? Dan   diskusi ide yang rasional (atau irasional), betapapun jeleknya ide tersebut, merupakan pilar dari "masyarakat bebas" pada satu sisi namun pada sisi lain menalami paradoks? 

Menghilangkan "kejelekan" (dari sisi kekusaan dominasi) untuk membersihkan arsip di google, dan arsip itu  untuk generasi mendatang. lalu apakah ini adalah penghilangan jejak sejarah?. Pembersihan ini dengan demikian merupakan manipulasi halus atau kasar pada sejarah catatan dunia kita sekarang.

Contohnya termasuk berita, pemilihan umum pilkada, pilpres, skandal, dan bahkan apa yang kita anggap sebagai masa lalu negara kita. Terlepas dari pengaruh yang membentuk gosip atau bagian komentar dari situs web.

Omong kosong adalah fenomena sosial asli yang memungkinkan orang untuk berkomunikasi meskipun memiliki tingkat pendidikan, pengalaman, dan pengetahuan yang berbeda. Pembicaraan kosong dan cara di mana hal-hal telah ditafsirkan tidak dapat dihindari dan tidak dapat dihindari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun