Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Schlick [1882-1936]

3 Mei 2020   21:39 Diperbarui: 3 Mei 2020   21:36 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat Schlick [1882-1936]

Friedrich Albert Moritz Schlick (1882-1936),atau Moritz Schlick , (lahir 14 April 1882, Berlin , Jerman dan  meninggal 22 Juni 1936, Wina, Austria), filsuf empiris logis Jerman, dan seorang pemimpin sekolah filsafat filsuf positivis Eropa yang dikenal sebagai  pendiri pemikiran dan; pemimpin Lingkaran Positif Positif Wina, yang berkembang pada awal 1930-an;

Schlick membedakan secara tajam antara kognisi dan pengalaman. Realitas diberikan kepada kita dalam pengalaman, tetapi pengalaman itu bukan pengetahuan itu sendiri. 

Perbedaan ini, antara Erlebnis dan Erkenntnis ("pengalaman" dan "kognisi"), yang memainkan peran yang begitu mendasar dalam teori pengetahuannya, tidak kalah pentingnya dalam etika dan Lebensphilosophie-nya. 

Dengan demikian, filsuf moral hanya berupaya memahami fenomena moral, perilaku moral  bukan untuk membimbing atau menciptakannya. 

Sebaliknya, moralis, orang bijak, atau nabi, tertarik pada kualitas hidup itu sendiri, berupaya mencerahkan manusia sehubungan dengan kehidupan yang baik, dan karenanya memiliki tujuan praktis, bukan teoretis.

Pada Filsafat Moritz Schlick [1882-1936] berifat empirisme saintifik. Filsafat Moritz Schlick menolak sintesis apriori pada tatanan ilmu pengetahuan [epistemologi]; Filsafat Moritz Schlick  memandang filsafat adalah sebagau bentuk analisis logika,

Moritz Schlick menegaskan karakeristik pada episteme adalah apriori logika, analitik, dan matematika. Moritz Schlick membedakan antara pengetahuan empiric [induksi], dengan pengetahuan logika [deduksi] atau rasional logis; 

Moritz Schlick membatasi membuat model episteme hanya hal-hal yang bersifat factual atau empiris; dan pada saat yang sama Moritz Schlick menawarkan teori kebenaran korespondensi atau [realism empiris];

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun