- Hukum karma terus menggunakan mata melihat sekeliling kebunnya
- Dan hukum karma menemukan tempat kosong, dan jadwalmu diletakan dipiring takdir.
- Hukum kemudian memandang ke bawah ke bumi, dari pintu 1001 salahmu
- Dan melihat tanpa memandang wajah lelahmu, menanggung beban karma.
- Karma itu  memelukmu dengan abadi
- Dan mengangkatmu untuk beristirahat, dalam satu kamar takdir.
- Tidak disediakan detik jeda irama suara menghasilkan keindahan hari-harimu
- Karma sudah dan  selalu mengambil yang terburuk yang kamu lakukan.
- Dia tahu bahwa kamu menderita
- Dia tahu kamu kesakitan
- Dia tahu bahwa kamu tidak akan pernah, kembali atau reinkarnasi kembali sehat di bumi.
- Dia melihat jalan semakin kasar, berbatu, berair nanah, berbau mayat kerbau
- Jadi dia tak pernah menutup kelopak matamu yang lelah,
- Dan berbisik "inilah karma mu menyakiti oraang lebi tua dari kamu"
- Tapi kamu tidak pergi sendiri, temanmu yang arogan kekuasan, suka penghargaan, dengan mengorbankan orang lain dilempar ke 7 batu penjuru penderitaan kekal
- Sebagian pergi bersamamu, akhirnya mati kelaparan kekusaan,
- Hatimu  tidak bisa dipanggil pulang kepada kebaikkan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!