Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Aku Sayang Kamu

30 Maret 2020   17:35 Diperbarui: 30 Maret 2020   17:38 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta  tumbuh seperti tanaman sirih berdaun melati merambat di antara tanpa ada yang meminta.
Aku sayang kamu, cinta kita dengan lembut mengikat antara dinding dengan akar kehidupan.
Aku sayang kamu,  dan semoga  seperti tanaman sirih ini akan merambat itu tidak layu oleh waktu.
Aku sayang kamu, sama seperti akar kuat, lebar daun, hijau warna tumbuh lebih lama bahkan abdai,
Aku sayang kamu, karena kamu lebih cantik dari 120 bidadari turun tahta kahayangan,

Aku sayang kamu,  maka ada rasa cemburu dan cintaku padamu tidak bisa dilenturkan seperti air
Aku sayang kamu, maka aku tidak peduli berapa ribu tahun atau seberapa jauh perjalanan batin kita terpisah.
Aku sayang kamu,  maka jiwa kita di simpan para ditangan Dewa,  menunggu dengan sabar dan    tanpa putus asa.
Aku sayang kamu,  sama seperti saat waktu setiap bintang keluar dari langit untuk bersinar
Aku sayang kamu,  sama seperti saat angin berdesir  berhembus melintasi daratan
Aku sayang kamu,  sama seperti saat cahaya bulan purnama datang dan menyapu ruangan tidurmu
Aku sayang kamu,  sama seperti saat waktu matahari membakar embun pagi hari
Aku sayang kamu,  sama seperti saat burung kutilang berkicau dan berayun melintasi langit
Aku sayang kamu,  sama seperti saat daun sirih   menari di udara.

Aku sayang kamu,  sama seperti saat aku hanya merasa nyaman mencintaimu selalu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun