Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jawaban Filsafat Jika Ingin Hidup Bahagia

29 Maret 2020   17:09 Diperbarui: 29 Maret 2020   17:15 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokrin filsafat setidaknya mengajarkan ada 3 cara setidak-tidaknya jika ingin hidup bahagia dalam perjalanan hidup manusia, dalam kerangka pemikiran filsafat:

  1. Menerima apapun yang tidak dapat diubah; dan berusaha hidup baik dengan berjuang apapun yang bisa diperjuangkan/diubah.  Menerima apapun yang tidak dapat diubah misalnya dilahirkan sebagai laki-laki atau wanita, berkulit putih atau hitam, hidung pesek atau mancung, dilahirkan golongan darah AB, atau B, orang tua kita, kakak kita, adik kita, alam dunia ini,  dan seterusnya;  sedangkan berusaha hidup baik dengan berjuang apapun yang bisa diperjuangkan adalah pendidikan kita, pekerjaan kita, kemampuan berpikir bernalar, kemampuan kerja,  hape kita, rumah kita, kasur, sabun, dan asesoris kehidupan seterusnya semua hal itu bisa kita upayakan perjuangkan; maka ada yang tergantung pada saya, dan ada hal yang tidak tergantung pada saya;
  2. Jangan Berbohong; artinya tanpa syarat apapun [kategoris imperative Kant]; jika ingin hidup bahagia; manusia wajib tidak berbohong, apapun tempat, waktu, kondisi, dikenakan apapun, dengan bayaran atau kompensasi  apapun, manusia itu tidak boleh berbohong; tidak mampu tapi ngaku mampu, tidak punya mengaku punya, tidak pernah melakukan tapi mengaku pernah, dan seterusnya;
  3. Jangan Mengambil Yang Bukan Haknya atau miliknya; misalnya mencuri, nyolong, korupsi, KKN, membunuh, menipu, begal, melakukan sesuatu tanpa jelas batas hak dan kewajibannya; mengambil dengan merusak hubungan sesama atau orang lain, mengambil dengan serakah misalnya merusak isi alam, dan seterusnya;

Tiga hal ini dilakukan dengan pembisaan hidup, atau mengatasi jarak antara "tahu" dan melakukan; Mungkin hampir semua manusia tahu 3 point ini tetapi problem utamanya adalah manusia "tidak melakukan-nya apa yang dia ketahui;

Simpulannya adalah manusia mencari kebahagiaan  jika terus berusaha, berkembang untuk menyesuaikan diri  antara "mengetahui   dengan melakukannya" pada 3 cara di atas; karena dengan cara ini menghasilkan manusia  pada tegaknya jiwa [berkeutamaan]'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun