- Malam belum pergi,
- Dingin, bisu, dan lembab,
- Dibangunkan oleh binatang dan berbintang:
- Di rayu oleh buah-buahan seperti sorga
- Tidak seorang pun dapat membawa berita bunga-bunga cinta:
- Setengah mekar bunga-bunga itu akan terbang,
- Setengah embun mereka akan mengering, pergi tanpa jejak
- Setengah rasa turut pergi dibawa oleh waktu.
- Jadi  tanpa memohon lebih lanjut,
- Jika  kamu tidak akan mencari aku lagi
- Dari buahmu meskipun banyak mengering, pergi tanpa jejak,
- Tidak lagi bergoyang, mendengkur, semua mengering, pergi tanpa jejak
- Tapi tampak pusingmu, mengering, pergi tanpa jejak
- Mendengus dan menggeram senyummu mengering, pergi tanpa jejak.
- Satu panggilan membuatnya bangga, itupun kini hilang mengering, pergi tanpa jejak
- Butir silang, tidak beradab; tersisa luka batin, tidak ada resep dunia mampu mengobati
- Nada kecewamu nyaring, bordering seperti detik jarum jam
- Penampilan priamu  jahat, apalagi hati dan jiwanya
- Memukul ekor kesalahan masa lalu itupun kau pun tak mampu
- Masalah dan bencana menginjak dan mendesaknya,
- Siku, jari, tumit, bahu dan mendorongnya,
- Cakar dengan kuku kebencian, kesusahan, penderitaan
- Menggonggong, mengeong, mendesis, mengejek, mengolokmu
- Merobek gaun kehidupanmu dan mengotori langkah kakimu, mengotori kehidupanmu
- Mengerutkan rambutnya sampai ke akarnya, tanpa bisa dilakukan apapun
- Alas rumahmua adalah "karma kehidupan" di atas kakinya yang kasar mematikan,
- Pegang tangannya dan peras buahnya sudah tidak pernah kau jumpai lagi
- Melawan, memberi makan mulutnya untuk hidup kau pun tak mampu.
- Seperti bunga bakung dalam banjir 110 tahun, Â itulah "karma mu" Â
- Seperti batu batu biru-urat membelah jari kakimu, Â itulah "karma mu"
- Seperti mercu suar yang ditinggalkan sendirian, itulah "karma mu" -
- Di laut yang menderu, ombak ganas, ikan buas, itulah "karma mu" -
- Mengirimkan api keemasan, menghancurkan kehidupan, itulah "karma mu", -
- Seperti pohon jeruk dibakar musim kemarau 300 tahun, itulah "karma mu" - Â
- Putih dengan bunga madu-manis hancur dimakan gempa bumi, Â itulah "karma mu" -
- Sore dilanda oleh tawon dan lebah, angin puting beliung, Â itulah "karma mu" - Â -
- Seperti kota perawan kerajaan dibakar rakyat kelaparan, itulah "karma mu" -
- Sekali lagi, itulah "karma mu" -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!