Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mengapa Kamu Masih Ragu?

29 Maret 2020   12:47 Diperbarui: 29 Maret 2020   12:48 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Kamu Masih Ragu?/ puisi--dokpri

Mengapa Kamu Masih Ragu?

Berbohong, berpikir, diam bagai batu yang didadu
Tadi malam, sendiri bersama cemas tak bertepi
Bagaimana menemukan jiwaku di hatimu dalam selimut rumah
Dimana air jiwa melelehkan jendela tanpa terkunci
Dan menggu mu mengatra  roti bukan batu bisu layu mendayu tanpa tisu
mampi datang dengan satu hal  setan berkepala 17
Dan saya tidak percaya saya salah pada mimpi paku tanpa sasaran
Tidak ada sayang, tidak ada cemburu, tidak ada rindu
Tapi tidak seorangpun mengerti, senja sudah lama berhenti
Dapat pergi ke selimut malam tanpa bantal ragu bisu

Sekarang jika kamu masih ragu tapi tahu,  mendengarkan dengan cermat
Aku akan memberitahumu apa yang aku tahu
Awan badai berkumpul, bintang langit daun cemara datang
Angin akan bertiup di empat penjuru
semua ras hewan, pohon, tanah, manusia adalah penderitaan langkahmu
Dan aku bisa mendengar rintihannya, dibalik bantal bambu selimut ragu
Karena tidak ada, .......
Tapi tidak seorangpun .......
Dapat memahami dirimu selain aku, tetapi mengapa kamu masih ragu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun