Apa itu "Interpretasi Intensionalitas"
"Interpretasi Intensionalitas"  hanya berbicara tentang  tentang surat wasiat. Dikatakan tidak lebih dari itu  kehendak (sukarela) diarahkan pada apa yang diinginkan.
Pada padannan kata Latin tendere, Â merupakan etimologi 'intensionalitas', ide yang relevan di balik intensionalitas adalah gagasan tentang keterarahan mental terhadap (atau merawat) objek, seolah-olah pikiran ditafsirkan sebagai busur mental yang panahnya panah dapat dengan tepat diarahkan pada target yang berbeda.
Dalam logika dan filsafat abad pertengahan, kata Latin intentio digunakan untuk apa yang oleh para filsuf dan ahli logika kontemporer dewasa ini disebut sebagai 'konsep' atau 'kehebatan': sesuatu yang bisa benar dari hal-hal dan sifat non-mental  benda dan properti yang terletak di luar pikiran  dan hadir di pikiran.
Dengan asumsi  suatu konsep itu sendiri adalah sesuatu yang mental, suatu niat juga mungkin berlaku untuk hal-hal mental. Misalnya, konsep seekor Gunung Lumut di Kalimantan, yang merupakan niat tingkat pertama, berlaku untuk masing-masing anjing atau pada properti menjadi seekor anjing. Ini juga termasuk dalam berbagai konsep tingkat tinggi yang berlaku untuk itu, seperti menjadi konsep, menjadi mental, dll.
Jika demikian, maka sementara konsep tingkat pertama berlaku untuk hal-hal non-mental, konsep tingkat yang lebih tinggi mungkin benar dari sesuatu yang mental. Perhatikan  dalam cara berpikir ini, konsep yang benar untuk hal-hal mental mungkin secara logis lebih kompleks daripada konsep yang berlaku untuk hal-hal non-mental.
Franz Brentano yang membawa intensionalitas kembali ke perspektif pemikiran filosofis dalam Psikologi dari sudut pandang empiris tahun 1874. Baginya itu adalah fitur klasifikasi dari semua pengalaman psikis. Menurut Brentano, tidak hanya kehendak akan memiliki struktur penilaian, tetapi semua perilaku manusia: membayangkan, menilai dan mencintai dan membenci.
Dalam diskusi dengan Brentano, sifat problematis dari niatnya, yang tidak dia benarkan, memberikan pemisahan sebagian dari niat awal Brentano, yang, berbeda dengan Wundt dan sudut pandang eksperimental psikologi empiris, ingin membenarkan metodenya sendiri dan dengan demikian mengamankan tempatnya sendiri.
Pada  fenomenologi Brentano sangat ditentukan dan dipengaruhi. Secara khusus, salah satu siswa Brentano, Edmund Husserl, berurusan dengan sifat intensionalitas dalam penyelidikan logis . Muridnya, Martin Heidegger, menentang interpretasi intensionalitas sebelumnya.
Upaya pertama kali dilakukan untuk menyajikan kritik Heidegger tentang interpretasi intensionalitas untuk sampai ke inti interpretasi Heidegger sendiri dengan menunjukkan bagaimana intensionalitas tidak dapat dipahami.
Interpretasi intensionalitas, yang disebut dalam fenomenologi sebagai "fenomena utama terakhir", adalah sangat penting untuk semua pertimbangan filosofis lebih lanjut tentang pengetahuan, kebenaran dan transendensi. Bagi Heidegger, penjelasan fenomena ini merupakan prasyarat untuk mendapatkan pandangan pertama pada subjek dengan cara menjadi eksistensi.