Persimpangan
 tempat jalan hidup buntu
 tinggal untuk berbisik
 telinga wisatawan dan
 menarik  pada nasib karma manusia
 Minuman air kencing sepatu:
 "Kamu bersembunyi lagi di tempat gelap
 dewa marah yang tersembunyi "
 -Kenapa kamu seolah olah memanggil Karma?
 Kamu  tahu harga karma yang harus dibayar.  Itu
 tidak pernah berubah.  Kematian
  akan memberi  hidup
 dan membebaskan  dari keji
 takdir.  Tapi sudah terlambat karmamu.
 -Jika aku bisa melihatmu lagi
 Dan bicara dengan kamu, berjalan  bersembunyi
 sementara di pertobatan kau tak punya
  minum minuman air tetesan  campur tanah makam
 dari percakapan mata, sukma dibawa sang bayu
 saya pikir tak mungkin lagi
 -untuk menyelamatkan jiwa sudah pecah
 rusak.  Untuk mencapai kelonggaran penyesalan
 Untuk menjarah emas hijau
 pada serangan bajak laut dan rawa buaya
 untuk berkemah kemuliaan para wangsa alam
 -Seperti wajah tukang jubah
 tanduk dan minuman beracun empedu ular
 kemenangan merah;  palsumu, demi cari muka
 juga, dengan tusuk gigi bau bangkai tikus
 Pohon beringin pecah yang ditusuk;  dan itu
 gemerincing langkah nyawa berjalan mengerikan
 jalan menuju rahmat batiniah menjemput  karmamu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H