Friedrich Nietzsche "Amor Fati"
Nietzsche menyatakan diperlukan kemampuan menyatakan wujud apapun pada kehidupan ini di buku "The Will to Power, yang terkenalnya :["Ja Sagen" menyatakan iya pada kehidupan ini"] tanpa melakukan dikothomi atau dikenal dalam Nietzsche sebagai "affirmation of life" (Jerman di sebut: Bejahung).
Kata :["Ja Sagen"] berarti menerima semua apa adanya pada realitas. Konsep ini mirip dengan Demokritos  segala sesuatu adalah ["Atom"; berarti "a" artinya tidak, dan "tomos" artinya terbagi"].
Bagi saya ungkapan Nietzsche pada kata "Amor Fati", kita tidak hanya harus menanggung apapun yang tidak dapat diubah, kita harus mencintainya. Tidak menyerah pada nasib, tetapi menanggungnya, adalah suatu sikap hidup yang luhur. "Amor Fati", semoga inilah cintaku! Kata Nietzsche.
Salah satu aspek yang paling aneh namun paling menarik dari ide-ide Friedrich Nietzsche adalah antusiasmenya yang berulang-ulang terhadap suatu konsep yang ia sebut amor fati (diterjemahkan dari bahasa Latin sebagai 'cinta nasib seseorang', atau seperti yang dapat kita katakan, penerimaan yang tegas, antusias dari semua yang terjadi dalam hidup seseorang).
Orang amor fati tidak berusaha menghapus apa pun dari masa lalu mereka, melainkan menerima apa yang telah terjadi, yang baik dan yang buruk, yang salah dan bijak, dengan kekuatan dan rasa terima kasih yang mencakup semua yang berbatasan dengan semacam antusiasme kasih sayang.
Baca juga: Filsafat Nietzsche
Penolakan untuk menyesali dan memperbaiki masa lalu ini digembar-gemborkan sebagai kebajikan di banyak hal dalam karya Nietzsche. Dalam bukunya, The Gay Science , ditulis selama periode kesulitan pribadi yang besar bagi filsuf, Nietzsche menulis:
Saya ingin belajar lebih banyak dan lebih banyak untuk melihat sebagai indah apa yang diperlukan dalam banyak hal; maka saya akan menjadi salah satu dari mereka yang membuat hal-hal indah. Amor fati: biarkan itu menjadi cintaku selanjutnya!
Saya tidak ingin berperang melawan apa yang jelek. Saya tidak ingin menuduh; Saya bahkan tidak ingin menuduh mereka yang menuduh. Memalingkan muka akan menjadi satu-satunya negasi saya. Dan secara keseluruhan dan keseluruhan: suatu hari saya ingin menjadi Yes-sayer.
Dan, beberapa tahun kemudian, dalam Ecce Homo Nietzsche menulis: