Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rahim Goethe Holderlin pada Ropingi dan Julak Anum

5 Februari 2020   17:18 Diperbarui: 5 Februari 2020   17:37 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya apapun tulisan baik dekaden, dan ascenden semua kata dalam prosa, dan puisi Mas Ropingi _ Ikhlas (Julak Anum) adalah ungkapan kata dibalik kata, toping dibalik toping pencipta kata bagi manusia melebihi ciptannya sendiri, sebuah upaya ziarah batin tak berhenti tak pernah habis atau homo viator [manusia pengembara dalam kata-kata]; dari kerapuhan diri dan persiapan mengubah diri;

Kesan saya kepada Goethe Holderlin punggawa Kompasiana ini adalah apa yang dikatakan Nietzsche  "Amor Fati" Artinya kita tidak hanya harus menanggung apapun yang tidak bisa kita ubah, kita harus mencintainya. Tidak menyerah pada nasib, tetapi menanggungnya, adalah suatu sikap hidup yang luhur dirangkai dalam kata dan puisi; Namun lebih luhur lagi bila kita tidak hanya mau mennggung, melainkan mencintai kehidupan secara utuh dan menyeluruh;

Bagimana tanggapan Goethe Holderlin punggawa Kompasiana pada tulisan ini?; saya tunggu artikelnya sambil nikmati Kopi dan gorengan mendoan-nya; mudahan saya banyak salah kata, karena memang belum pandai, dan masih banyak belajar, mohon maaf sebesar-besanya, ini hanya tulisan seni, dan metafora seperti dalam kata dan puisi kawan berdua yang seringkali saya sulit pahami; dan kehidupan memang tidak harus wajib dipahami seluruhnya; salam hormat kawan dan sehat selamat selalu, GBU for all dan saya sambil terus menunggu Rahim Goethe Holderlin  pada Ropingi Surobledhek, dan Ikhlas (Julak Anum) mencari ziarah yang tak pernah habis, sabar dan kuat  untuk berjalan dan menatap dalam keterbatasan, terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun