Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu "Thumos"

3 Februari 2020   22:52 Diperbarui: 3 Februari 2020   22:59 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika ini masalahnya, maka kami berisiko tidak pernah menggunakan thumos kami sejak awal. Dan kuda putih kami duduk malas dan lamban. Individu yang tidak memiliki rasa thumos, tidak ada keinginan untuk membela apa yang adil, akan sering menerima mediokritas, menjalani kehidupan yang didikte oleh jiwa-jiwa lain. Seseorang dengan thumosnya sudah dikebiri dan tidak efektif, sering mengasihani diri sendiri, atau membenci diri sendiri.

Seseorang yang sedih untuk sedikitnya, orang ini tidak akan pernah sepenuhnya menyadari potensi roh manusia; dan karenanya hidup setengah umur, hanyut dalam ketidakjelasan.

Bahaya lainnya adalah menemukan   thumos Anda menjadi terlalu kuat. Ketika dibiarkan berlari bebas, kuda putih akan menghancurkan hidup kita. Kekerasan yang berlebihan, kemarahan dan kemarahan yang tak henti-hentinya biasa terjadi pada orang-orang yang tidak mampu mengendalikan thumos mereka. Dan seperti halnya Achilles, orang ini akan menemukan diri mereka sendiri tersiksa dan akan menjadi tak berdaya, mungkin dengan kekerasan.

Namun, ketika seorang thumos terlibat dengan benar, diizinkan untuk berlari tetapi masih tetap terkendali dengan alasan, jiwa manusia dikatakan unggul di ketinggian baru dan mencapai prestasi luar biasa. Tidak ada pria atau wanita yang pernah mencapai sesuatu yang luar biasa, tanpa bantuan roh yang berdedikasi.

Dengan setiap gedung pencakar langit dibangun atau ekspedisi dilakukan, dengan setiap perang salib besar untuk perdamaian dan reformasi sipil, ada rasa tujuan dan keberanian manusia yang gigih yang akan menentang semua hambatan yang menghalangi jalan keadilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun