Spiritualitas Ignatian dan Pencarian Ilmu Morfologi ModernÂ
Pemahaman penciptaan dunia hanya bisa dimungkinkan dengan pendapat saleh dalam kemanfaatan segala sesuatu yang ada. Semuanya diciptakan atas dasar hukum dan prinsip koeksistensi pengetahuan yang mendalam tentang hidup dan unalive di alam dan menunjuk pada pendekatan prinsip intelektual dalam berbagai lapisan kehidupan yang tertata dengan baik yang dibuat oleh Pencipta Sempurna.
Dengan demikian keberadaannya tidak berbasis web, tetapi dinamis, yaitu dengan kemampuan bertahan permanen. Teori pengembangan sains modern tidak dapat lagi menyangkal prinsip penciptaan dunia teologis yang telah diproklamirkan: alam semesta memiliki tujuan menahan perkembangannya dan besarnya sebelumnya dibangun di atas pembentukan kehidupan intelektual.
Selama berabad-abad, para morfolog telah menggunakan metode investigasi deskriptif dan morfometrik dengan penggunaan warna-warna yang berbeda dari asal-usul alami dan sintetis, mengikuti persyaratan pendekatan klasik dalam kaitannya dengan mempelajari kekhasan struktur organisme manusia dan perubahan yang terjadi di bawah satu atau lain dampak dari berbagai faktor. , dengan mempertimbangkan validitas eksperimen yang ketat.
Selama dekade terakhir metode klasik dalam morfologi  cahaya, bidang gelap, phasecontrastive, dan luminescent  jauh lebih sempurna, memberikan jawaban obyektif pada pertanyaan-pertanyaan dari lapisan fisiologis, biokimia, kekebalan dan bahkan genetik, menggunakan imun-dan lectinogistokimia, autoradiografi, metode morfofungsional cytospectrophotometric, metode aliran cytometry, yang memberikan kemampuan untuk menganalisis karakteristik sel dalam suspensi dengan konsiliasi sinar laser terfokus (cyto-flowgraphy).
Baik mikroskop elektronik transmisif atau pemindaian, yang memberikan gambar objek dimensi ketiga, banyak digunakan dalam mikroskop elektronik. Ilmu pengetahuan modern telah mulai menyelidiki tidak hanya subyek yang melewati perubahan, tetapi objek yang tidak peka terhadap indera manusia (mikro dan  macro kosmos).
Itulah sebabnya jenis laboratorium khusus dibuat saat ini sangat rumit, dilengkapi dengan perangkat teknis, proses teknologi. Tim yang terorganisasi secara khusus dengan divisi kerja dalam kelompok telah mulai melakukan penyelidikan ilmiah: dari orang-orang yang beranggapan hingga fasilitator pelaksanaannya.
Ahli morfologi seharusnya tidak hanya tinggal di papan pelaksanaan metode morfologi dalam penyelidikannya, tetapi ia  bisa mendapatkan metode ilmu secara simultan fisiologis, biokimia, radiografi, imunologi dan sebagainya, yang secara obyektif memberikan kesempatan untuk memperdalam pengetahuan dan memahami mekanisme hubungan pada tingkat seluler, subseluler dan molekul objek telah diselidiki.
Ini membentuk cara berpikir baru yang kualitatif dalam ilmu morfologi modern, yang tidak didasarkan pada objektivisme yang lurus, tetapi pada pemahaman tentang keaslian mendalam dari teori dan gambar alam.
Mungkin upaya Pencarian Ilmu Morfologi Modern ini identic dengan tema Spritualitas Santo Ignatius dari Loyola tentang "Ad Majorem Dei Gloriam" adalah cara hidup yang menembus setiap orang berpikir, setiap perbuatan, setiap tindakan dan tidak bertindak sesuka hati, tetapi  semua direnungkan dan  ditimbang, semua untuk kemuliaan Tuhan yang lebih besar.
Pencarian Ilmu Morfologi Modern adalah bagian simultan dengan tema menghidupi Ad Majorem Dei Gloriam berarti mengklaim warisan "ke-lain-an" yang membedakan manusia dan membuat nyaman dengan budaya dan mencintai kehidupan.
