Tetapi apa pun yang saya dengar dari mulutnya sendiri, yang saya coba letakkan dalam kata-kata yang sama, sejauh mungkin, dan untuk dilestarikan sebagai peringatan untuk saya gunakan sendiri, cara berpikirnya, dan ucapannya yang jujur.
Khotbah-khotbah ini adalah seperti seseorang secara alami akan melepaskan dari pikirannya sendiri, ex tempore, ke yang lain; tidak seperti dia akan bersiap untuk dibaca oleh orang lain sesudahnya.Â
Seperti mereka, saya tidak bisa mengatakan bagaimana, tanpa persetujuan atau sepengetahuan saya, mereka jatuh ke tangan publik. Tetapi itu adalah konsekuensi kecil bagi saya jika saya tidak muncul sebagai seorang penulis yang cakap, dan tidak ada seorang pun dari Epictetus jika ada yang memperlakukan;Â
Wacana dengan penghinaan; karena sangat jelas, bahkan ketika dia mengucapkannya, dia bertujuan tidak lebih dari untuk menggerakkan pikiran para pendengarnya ke arah kebajikan.Â
Jika mereka menghasilkan satu efek itu, mereka memiliki di dalamnya apa, saya pikir, wacana filosofis seharusnya. Dan se manusia inya mereka gagal melakukannya, biar bagaimanapun pembaca yakin, ketika Epictetus sendiri yang mengucapkannya, para pendengarnya tidak dapat tidak terpengaruh dengan cara yang dia maksudkan.Â
Jika dengan sendirinya Khotbah-khotbahnya kurang memiliki kemanjuran, mungkin itu salah saya, atau mungkin itu tidak dapat dihindari.
Sumber Kepustakaan Karya Epictetus: Thomas Wentworth Higginson, New York. Thomas Nelson and Sons. 1890.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H