Dengan demikian Kant percaya bahwa kapasitas untuk secara kognitif naik dari sekadar kesadaran diskriminatif terhadap lingkungan seseorang (intuisi), ke kesadaran akan ciri-ciri itu dengan mana ia membeda-bedakan (persepsi), dan akhirnya pada kesadaran terhadap objek-objek yang menjadi landasan ciri-ciri ini (pengalaman), tergantung pada jenis proses mental yang mampu dilakukan subjek.
Sebelum beralih ke masalah pemrosesan mental, yang berperan sentral dalam proyek kritis keseluruhan Kant, ada dua kemampuan pikiran lebih lanjut yang patut didiskusikan  kemampuan imajinasi penilaian. Kemampuan-kemampuan ini jelas tidak fundamental seperti kemampuan kepekaan, pemahaman, dan nalar, tetapi mereka tetap memainkan peran sentral dalam pemikiran Kant tentang struktur pikiran dan kontribusinya terhadap pengalaman kita di dunia.
Kant menghubungkan kemampuan imajinasi dengan sensibilitas. Misalnya, dalam Antropologi, ia berkata, Sensibilitas dalam fakultas kognitif (fakultas representasi intuitif) berisi dua bagian: indera dan kekuatan imajinasi . Yang pertama adalah fakultas intuisi di hadapan suatu objek, yang kedua adalah intuisi bahkan tanpa kehadiran objek.
Daftar Pustaka:
Bennett, Jonathan. 1966. Kant's Analytic. Cambridge: Cambridge University Press.
__., 1974. Kant's Dialectic. Cambridge: Cambridge University Press.
Descartes, Rene. 1984. The Philosophical Writings of Descartes. Edited by John Cottingham, Robert Stoothoff, and Dugald Murdoch. Vol. 2. Cambridge: Cambridge University Press.
Immanuel Kant..,Critique of Pure Reason, trans. Paul Guyer and Allen Wood. Cambridge: Cambridge University Press, 1998.
__., Critique of the Power of Judgment, trans. Paul Guyer and Eric Matthews. Cambridge: Cambridge University Press, 2000.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H