Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Wanita dalam Kegelapan

1 November 2019   12:35 Diperbarui: 1 November 2019   12:38 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keinginan hatimu adalah bengkok seperti pembuka botol,
Tidak dilahirkan adalah yang terbaik bagi manusia;
Yang terbaik kedua adalah tatanan formal,
Pola tarian; menari selagi bisa.....

Waktu tidak akan mengatakan apa-apa, tetapi saya sudah katakan,
Waktu hanya tahu harga yang harus kau bayar;
Jika saya bisa memberi tahu kamu, saya akan memberi tahu kamu.

Jika kita harus menangis ketika kamu mengenakan pertunjukan mereka,
Jika kita harus tersandung ketika musisi bermain,
Waktu tidak akan mengatakan apa-apa, tetapi saya sudah katakan. . . .

Angin harus datang dari suatu tempat ketika mereka bertiup,
Pasti ada alasan mengapa daun membusuk;
Waktu tidak akan mengatakan apa-apa, tetapi saya sudah katakan. . . .

Misalkan singa semua bangkit dan pergi,
Dan semua anak sungai dan tentara melarikan diri;
Akankah Waktu tidak mengatakan apa-apa, tetapi aku sudah bilang begitu?
Jika saya bisa memberi tahu kamu, saya akan memberi tahu kamu.

Ikuti, penyair, ikuti kanan
Ke bagian bawah malam,
Dengan suara kamu yang tidak membatasi
Masih membujuk kita untuk bersukacita;

Dengan bertani sebuah ayat
Buatlah kebun anggur dari kutukan setan,
Nyanyian tentang kegagalan manusia
Dalam kegembiraan tertekan;

Di gurun hati
Biarkan air mancur penyembuhan mulai,
Di penjara zamannya
Ajari pria bebas bagaimana memuji cintamu...

Saya   tidak bisa  
Temukan alasannya dengan cukup cepat
Menghadapi langit dan mengaum
Dalam kemarahan dan keputusasaan
Apa yang sedang terjadi,

Menuntut itu namanya
Siapa pun yang harus disalahkan:
Langit hanya akan menunggu
Sampai semua nafasku hilang pada wanita jalang kumpulan terbuang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun