Mobil Esemka, dan Paradoks "Inggih-Inggih Ora Kepanggih"
Kompas.com dengan judul "Pabrik Mobil Esemka di Boyolali", akhirnya meresmikan pabrik mobil Esemka milik PT Solo Manufaktur Kreasi, di Sambi Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019) siang. Dalam persemiannya, Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi Eddy Wirajaya, menjelaskan kepada Jokowi bila pabrik beserta fasilitas Esemka semuanya dikerjakan oleh anak bangsa.
"Esemka atau PT Solo Manufaktur Kreasi adalah perusahaan nasional yang semua jajaran anak direksinya adalah anak bangsa. Kami  tegaskan bila mobil yang kami produski bukanlah mobil nasional, tapi mobil yang dibuat anak bangsa," ujar Eddy dalan seremoni peresmian pabrik di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019).
Pertanyannya adalah bagimana tafsir  Mobil Esemka dengan menggunakan filsafat  Inggah Inggih Ora Kepanggih.
"Inggah-Inggih Ora Kepanggih" Â dapat membedakan dua pendekatan mendasar pada pengertian kata. Di satu sisi, memiliki pendekatan linguistik, mencirikan gagasan kata dengan merefleksikan peran penjelasnya dalam penelitian linguistik. Pendekatan-pendekatan ini sering berakhir dengan memecah gagasan kata menjadi sejumlah gagasan yang lebih terstruktur dan dapat dikelola secara teoritis, tetapi masih cenderung menganggap 'kata' sebagai istilah yang menunjukkan konsep yang dapat dihormati secara ilmiah;
Pepatah "Inggah-Inggih Ora Kepanggih"; adalah kata ini sangat familiar dalam istilah Indonesia lama atau Jawa Kuna khususnya dalam konteks perilaku manusia dalam relasi dengan dunia, komitmen, janji, dan paradox yang muncul;
"Inggah-Inggih Ora Kepanggih" memiliki banyak sekali makna dan bisa ditafsir macam-macam tergantung pada sudut pandang yang ingin dibahas. Dikaitkan dengan tema ini maka sebenarnya Mobil Esemka dapat dijelasakan pada konteks berikut ini:
[1] "Inggah-Inggih Ora Kepanggih" Â kemungkinan diartikan berkonotasi negative bahwa Manusia yang terus-menerus berbicara tentang melakukan sesuatu tetapi tidak pernah mengambil tindakan atau menindaklanjutinya. Atau bisa dimaknai sebagai membawa konotasi negatif dan biasanya digunakan sebagai penghinaan ringan terhadap yang menerima informasi tentang hal tersebut;
[2] "Inggah-Inggih Ora Kepanggih"  bisa  bermakna bahwa semua pembicaraan dan tidak ada tindakan, dan merujuk pada seseorang yang selalu berjanji akan melakukan sesuatu tetapi tidak pernah melakukannya, jika pun melakukannya tidak dengan setulus hati.
[3] "Inggah-Inggih Ora Kepanggih"  bisa  bermakna  semuanya menggonggong dan tidak menggigit, memiliki arti yang sama dengan semua pembicaraan dan tanpa atau minimal sekali tindakan. Semua  bicara dan tidak ada tindakan mengacu pada seseorang yang berulang kali berjanji untuk melakukan sesuatu tetapi tidak pernah sepenuh hati dijalankan dengan sungguh-sungguh;
Dalil [1] Â "Inggah-Inggih Ora Kepanggih" Â Â bermakna sebagai kritik bahwa TINDAKAN harus Berbicaralah Lebih Keras, Daripada Kata-kata. Itulah Simpulan saya pada makna kata ini. Lalu Apa implikasinya;