Kedua, bab ini berpendapat  kita seharusnya tidak memahami bagian 'terkait dengan' dari analisis Platon sebagai analisis yang intens: kekuatan kognitif bukanlah 'tentang' atau 'tentang' objek yang terkait, seperti yang diperkirakan oleh para ahli umumnya. Hubungan kekuasaan dengan objek, lebih tepatnya, adalah hubungan nomologis. Ketiga, saya berpendapat  apa yang dihasilkan oleh kekuatan kognitif adalah apa yang kita sebut konseptualisasi (atau konsepsi) dari entitas yang dikatakan terkait (epi).
Akhirnya, bab ini berpendapat  kasus ketidaktahuan memperjelas  'ada' dalam analisis Platon tentang relata masing-masing kekuatan kognitif tidak boleh dipahami secara verbal (di mana 'adalah' berarti 'benar'), maupun secara eksistensial (di mana 'adalah' 'berarti' ada '), tetapi secara predikatif (di mana' adalah 'berarti'. ***
Daftar Pustaka:
- Apollo Daito.,2010., Laporan Hasil Penelitian Mandiri., Epsiteme Filsafat Kaharingan Dayak Kalteng Trans Substansi Pemikiran Platon, Timaeus: Khora.
- Archer-Hind, R. D. (ed. and trans.), 1888, The Timaeus of Plato, London: McMillan & Co.; reprinted, Salem, NH: Ayers Co. Publishers, 1988.
- Cornford, F. M., 1937, Plato's Cosmology, London: Routledge & Kegan Paul; reprinted, Indianapolis: Hackett Publishing Co., 1997.
- Morrow, G., 1965, "Necessity and Persuasion in Plato's Timaeus," in Studies in Plato's Metaphysics, R. E. Allen (ed.), London and New York: Routledge and Kegan Paul.
- Reeve, Plato ; revised by C.D.C. (1992). Republic ([2nd ed.]. ed.). Indianapolis, Ind.: Hackett Publ. Co
- Taylor, A. E., 1928, A Commentary on Plato's Timaeus, Oxford: Clarendon Press; reprinted, New York: Garland, 1967.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H