Bagaimana mungkin ada hal-hal yang dapat dilacak dengan waktu; atau,  seperti yang dikatakan, Khora atau Chora harus diandaikan sebagai suplemen yang memungkinkan untuk meniru yang abadi dalam waktu. Dalam mengusulkan Khora atau Chora;  Timaeus menyarankan  tidak cukup untuk memahami  ada pada yang ideal  pola untuk alam semesta dan  alam semesta terdiri dari tiruan praktis  dari pola-pola ini.
Untuk benar-benar memahami cara berpikir dan menganalisis dunia sensual yang diberikan  dengan konsep waktu, kita harus bisa berpikir dan pahami bagaimana imitasi pola-pola itu dapat dibentuk.Â
Faktanya  alam semesta sensual tunduk pada gerakan manusia  dapat memetakan dengan angka-angka  dan berhitung yang dipermudah oleh badan-badan astrologi secara konseptual bermanfaat, tetapi untuk memahami dan memikirkan gerakan, kita perlu tahu lebih banyak daripada waktu  gerakan ini.Â
Kita harus bisa mengetahui bagaimana kondisi ini bergerak  sebagau mimesis atau  tiruan dari pola kekal dimungkinkan, dan Timaeus berpendapat  Khora atau Chora harus diberikan agar gerakan seperti menjadi mungkin.
Daftar Pustaka:
Apollo Daito.,2010., Laporan Hasil Penelitian Mandiri., Epsiteme Filsafat Kaharingan Dayak Kalteng Trans Substansi Pemikiran Platon, Timaeus: Khora.
Archer-Hind, R. D. (ed. and trans.), 1888, The Timaeus of  Platon, London: McMillan & Co.; reprinted, Salem, NH: Ayers Co. Publishers, 1988.
Cornford, F. M., 1937, Platon's Cosmology, London: Routledge & Kegan Paul; reprinted, Indianapolis: Hackett Publishing Co., 1997.
Morrow, G., 1965, "Necessity and Persuasion in Platon's Timaeus," in Studies in Platon's Metaphysics, R. E. Allen (ed.), London and New York: Routledge and Kegan Paul.
Taylor, A. E., 1928, A Commentary on Platon's Timaeus, Oxford: Clarendon Press; reprinted, New York: Garland, 1967.