Intelligence, International Security adalah isu penting dihadapi dunia global dan adanya  tren yang terus membentuk intelijen dan perkembangan geo-strategis di abad ke-21. Kompetensi SDM yang melampaui [beyond] perlu dilakukan demi terciptanya martabat manusia universal untuk semua stakeholders memiliki  kesadaran tentang cara di mana masalah intelijen memanifestasikan diri dalam masalah keamanan dalam perdamaian dan perang.Â
Hakekat  Intelligence & International Security adalah upaya memperjuangkan dan mempertahankan dunia yang adil dan beradab maka pemahaman tentang dilema etika yang terkait dengan aktivitas intelijen  mendapatkan pemahaman yang baik.
Tulisan ini adalah satu rangkaian dengan tulisan sebelumnya pada tulisan [1,2] yang dipublikasikan pada Kompasiana. Analisis ini memiliki benang merah dalam sebuah rangkaian rerangka pemikiran dalam upaya mencari status episteme Pendidikan Intelligence dan Martabat Manusia.
Ke [8] Episteme Intelligence Bidang Kajian Undercover.  Gina Cheri Haspel  sebagai Direkrur Puncak CIA atau The Director of the Central Intelligence Agency memiliki keakhlian sebagai agen rahasia (undercover reports).Â
Sekalipun piawai dalam bidangnya Haspel diduga pernah diterpa isu kasus sandi kode "Mata Kucing". Wantia bermata tajam, dan penuh misteri ini diduga pernah melakukan (waterboarding) atau penyiraman air, memasukkan terduga teroris dalam kotak, dan kehilangan satu biji mata. Dan Haspel diduga memerintahkan penghilangan barang bukti video dan data rekaman tindakan pelanggaran tersebut.Â
Tetapi kunci pokok menjadi manusia bertugas sebagai  Intelligence perlu penguasan ilmu mumpuni bidang [Kajian Undercover]. Ilmu Undercover mengingatkan kita pada kisah zaman perang Troya alienasi diri "Iliad" and the "Odyssey karya Homerus itu. Itulah kemampuan diri uji kompetensi apa yang ingin saya katakan Intelligence berkinerja.
Atau dalam teks lain tradisi episteme [Kajian Undercover] pada narasi Buku Republic Platon teks (2:359a-2:360d) tentang kemampuan cincin Gyges [the Ring of Gyges] dimana petugas Negara ini memiliki kemampuan tidak terlihat dalam bekerja.Â
Maka kisah cincin Gyges adalah sejarah panjang purba dalam dunia undercover, sehingga memiliki informasai yang diperoleh dengan cerdas, valid, lengkap kemudian dipergunakan untuk menjaga tindakan yang merugikan umat manusia secara universal. Tetapi ada catatan penting yang harus dipahami, dan saya rasa sulit dihentikan secara total dalam bidang intelligent yakni adanya pembelot, atau penghianatan pada Negara.Â
Maka teks Buku republic Platon menjelasakan pentingnya ["kepastian"] manusia yang memiliki kompetensi tidak  menyalahgunakan kekuatan Ring of Gyges; tidak  memperbudak dirinya sesuai selera, sementara orang yang memilih untuk tidak menggunakan  tetap mengendalikan dirinya secara rasional dan karenanya bahagia (Republik 10: 612b) dan itulah disebut negarawan sejati.
Sungguh sangat berat diskusi ini, maka saya harus menyatakan tentu saja pendidikan dan olah manusia menjadi intelligent dan negarawan sejati ini memiliki nilai hasil yang paradox yakni kemungkinan  kekuatan jahat aktif yang tentu saja menghancurkan moralitas pemakainya kompetensi dalam metafora [the Ring of Gyges].Â
Alasan lain adalah jika intelligent dan negarawan sejati ini bisa membayangkan seseorang mendapatkan kekuatan menjadi tidak terlihat, dan tidak pernah melakukan kesalahan atau menyentuh milik orang lain, dianggap oleh para penonton sebagai manusia idiot. Maka tindakan manusia benar akan seperti tindakan manusia yang tidak benar; mereka berdua akhirnya sampai pada titik yang sama.