Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Epsiteme Makhluk Astral [3]

19 Juni 2019   13:23 Diperbarui: 19 Juni 2019   13:36 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Episteme Makhluk Astral [3]

Setelah pada tulisan [1,2] dibagian sebelumnya secara pendahuluan saya sudah menguraikan rincian umum sehingga memungkinkan Episteme Makhluk Astral memperoleh tempat untuk layak dilakukan ekskursus public dalam wacana tulisan ini. Pertanyaan episteme-nya adalah bagimana rerangka pemikiran Makhluk Astral menjadi mungkin dijelaskan.

Makhluk Astra sering disebut sebagai Goib, dedemit, atau apapun namanya anonim, tersembunyi, terselubung, terenkripsi, buram, bawah tanah, tersembunyi, tidak dapat dipahami, tersembunyi di depan mata. Studi tembus pandang  menyebutnya sebagai bidang studi  tentang penampilan.  

Dalam Buku II Republik [teks , 357a-368c] , Plato atau Platon  membahas Ring of Gyges, legenda cincin Gyges,   untuk membayangkan   orang yang adil diberi cincin yang membuatnya tidak terlihat. Setelah memiliki cincin ini, pria itu dapat bertindak tidak adil tanpa takut akan pembalasan. Tidak ada yang dapat menyangkal, klaim Glaucon,   manusia yang paling adil pun akan berperilaku tidak adil jika ia memiliki cincin ini dan tidak kelihatan mata. Manusia tidak kasat mata, atau tidakkan tidak terlihat [dibantu oleh  Makhluk Astral] diduga akan menuruti semua dorongan materialistis, haus kekuasaan, dan bernafsu secara erotis. Kisah ini membuktikan  Makhluk Astral diintrumentalisasikan pada kehidupan manusia sampai hari ini.

Buku II Republik [teks , 357a-368c]; Glaucon mengakhiri pidatonya dengan upaya untuk menunjukkan bahwa tidak hanya orang lebih suka menjadi tidak adil daripada adil, tetapi juga rasional bagi mereka untuk melakukannya. Kehidupan yang benar-benar tidak adil, menurutnya, lebih menyenangkan daripada kehidupan yang benar-benar adil. Dalam mengajukan klaim ini, menggambar dua potret terperinci tentang orang yang benar dan tidak adil. Orang yang benar-benar tidak adil, yang menuruti semua dorongannya, dihormati dan dihargai dengan kekayaan.

Buku II Republik [teks , 357a-368c]; wujud metafora kisah ini ingin menyampaikan logika kesadaran bahwa  sampai hari ini Makhluk Astral dipakai ["difungsionalisasikan"] untuk menghindari risiko ketakutan; melindungi membantu menjaga kekayaan, memperoleh kekayaan, jabatan, keinginan material, nafsu seksuasi, menjaga penampilan umat manusia atau egoism  karena kehidupan yang benar-benar tidak adil, lebih menyenangkan daripada kehidupan yang benar-benar adil.

Implikasi argumen terbaik kaum imoralis adalah dimaknai bukan hidup hanya  kontrak sosial" dan manusia mengalami keuntungan dari yang lebih kuat dan Makhluk Astral difungsikan untuk menguatkan diri atau pegangan diri.  Dan pada sisi ini bersifat paradox memiliki potensi untuk mengarah pada kesimpulan positif, akibat jelas maka instrumentalisasi Makhluk Astral bersifat niscahaya.

Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun