Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Episteme Makhluk Astral [1]

18 Juni 2019   11:50 Diperbarui: 18 Juni 2019   12:07 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Episteme Makhluk Astral [1]

Episteme Makhluk Astral pada tulisan di Kompasiana ini adalah hasil pengalaman dan bukan hanya penelitian semata-mata tentang keberadaan apa yang disebut Makhluk Astral. Orang awam menyebutnya sebagai Makhluk tidak kelihatan mata. Tidak mudah memahaminya, jika tidak rutin atau berjumpa dengan kondisi atau menghadapi fenomena penampakkan [semacam mewahyukan diri] kepada kita. Tulisan ini saya ambil secara dipilah dan dipilih bagian dijadikan publikasi tentang riset pada Episteme Makhluk Astral.

Ada banyak yang mencari dan ingin melakukan perjumpaan tetapi tidak pernah sukses [sekalipun mungkin bisa berjumpa]. Sejak kecil dan dilahirkan saya diberikan keturunan bakat untuk mengalami apa yang disebut dalam tulisan ini sebagai kondisi eksistensial Makhluk Astral. Penelitian dan tulisan saya tentang topic ini masih sedikit hanya ada sekitar 60 judul. Tidak saya publikasikan karena kondisi Indonesia masih saya anggap tidak kondusif mempublikasikan riset atau episteme Makhluk Astral dalam tatanan kita secara terbuka. Mungkin masyarakat kita seperti saya metaforakan larangan berzinah dilarang keras keras tetapi dilakukan secara semangat praktik diam-diam kita lakukan.

Saya ambil contoh penelitian saya 10 tahun di 10 wilayah pusat perdagangan di Pasar wilayah Jakarta yang sudah dianggap modern dan berkebudayaan tinggi, diam-diam 98.5% menggunakan kemampuan metafisik untuk usaha dagang, mejaga harta benda, dan semacam kebudayaan yang dipraktikkan diam-diam. Pejabat Negara atau Politisi atau tokoh masyarakat saya rasa demikian halnya sama. Seorang Professor bidang kajian ini dari Universitas Indonesia teman saya selama rutin  6 tahun berdiskusi menyatakan justru dikalangan Pejabat Negara atau Politisi lebih dominan menggunakan kekuatan atau semacam memfungsikan Makhluk Astral.

Nampaknya manusia tidak atau tidak percaya diri sebagai manusia tanpa memfungsikan Makhluk Astral dalam kehidupannya.  Toh acara di salah satu TV swasta nasional dipandu oleh Roy Kiyoshi atau dikenal Roy Kurniawan adalah seorang paranormal asal Indonesia. Roy merupakan seorang paranormal yang sedang naik daun berkat penampilannya di acara Karma; menembus mata batin yang tayang di ANTV.

Saya untuk tulisan di Kompasiana ini tidak menulis cara melakukan cara perjumpaan dengan apa yang diaya sebut patrap Makhluk Astral dalam konteks ritual, atau mahar, atau cara menghadirkannya, apalagi berdialog dengannya atau cara melakukan komunikasi supaya yakin dan percaya bahwa hal-hal seperti ini bisa dibuktikan.

Contoh lain sederhana saja, anak SD pun tahu, tetapi mudahan menolong pemahaman awal tentang eksistensi Episteme Makhluk Astral adalah hape atau Gadget misalnya video call bagaimana misalnya bisa masuk ke hape Samsung saya suara gambar dan lain-lain, padahal tidak ada kabel atau tali atau kain yang menghubungkan hape saya dengan teman di Surabaya atau Jogjakarta. Tidak terlihat dan terlihat pada posisi kasus hape atau Gadget adalah wujud ada korelasi atau hubungan antara dua dunia setidaknya yakni antara kelihatan dan tidak kelihatan [The Visible and the Invisible].  Lalu apakah yang tidak kelihatan mata adalah tidak ada?. Jawabannya jelas ada. Apakah mereka memiliki hubungan atau korelasi, jawabannya jelas ada hubungan dan pengaruh.

Maka wajar dalam satu dimensi religious orang beragama disebut  [Syahadat Iman]  atau  dokrin [Credo in unum Deum] bahwa ada hubungan dan kewajiban manusia untuk percaya antara yang kelihatan, dan tak kelihatan atau [heaven and earth,and of all things visible and invisible]. Dan persis ditempat ini episteme Makhluk Astral dapat memiliki tempat.

 

Bersambung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun