Contoh: "Banyak istri, banyak rezeki". Pernyataan ini bisa dianggap tidak rasional karena banyak istri seringkali berhubungan dekat dengan kemiskinan atau risiko. Namun dalam lingkup sosial ekonomi tertentu, pernyataan di atas sangat masuk akal karena dalam pola keluarga luas, semakin banyak istri dan anak, semakin banyak tenaga kerja yang dapat menopang kehidupan seluruh keluarga.
Kedua, struktur ilmu logis-rasional, isi empirik, dan aplikatif/pragmatik. Struktur logis-rasional. Maksudnya kebenaran ilmiah selalu dicapai berdasarkan kesimpulan yang logis dan rasional dari proposisi atau pernyataan-pernyataan tertentu. Proposisi itu dapat berupa teori atau hukum ilmiah yang sudah terbukti kebenarannya.
Contoh: "Nyala api selalu terarah ke atas jika tidak ada angin yang membelokannya". Kesimpulan ini ditarik secara logis-rasional dari hukum Galileo sebuah benda akan terus bergerak dengan kecepatan yang sama jika tidak ada daya lain yang menghambatnya. Isi empirik kebenaran ilmiah. Sebuah pengetahuan diterima sebagai benar jika memiliki isi empirik.
Artinya, pengetahuan tersebut berkaitan atau sesuai dengan realitas Contoh: semua mobil mempergunakan bahan bakar. Semua sepeda tidak memakai bahan bakar. Jadi, sepeda, bukan mobil. Semua logam mulia adalah barang berharga. Emas adalah logam mulia. Jadi, emas adalah barang berharga.
Ketiga ilmu harus aplikabel, merupakan ciri atau sifat pragmatis sebenarnya merupakan tali penghubung di antara kedua ciri sebelumnya (logis-rasional dan empirik).
Namun hal itu hanya sejauh dalam arti jikalau sebuah pengetahuan secara logis dianggap benar karena memiliki isi empirik dan pernyataan tersebut tak terbantahkan kebenarannya jikalau berguna bagi kehidupan manusia, yakni membantu manusia memecahkan berbagai persoalan dalam kehidupannya (aplikatif). Berikut ini akan digambarkan secara singkat proses memperoleh ilmu dalam peta epsitimologi ilmu.
Pada gambar tersebut esensi yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut:
Epistimologi (cara mendapatkan kebenaran ilmu), ialah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar dilakukan melalui tangga-tangga ilmiah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan ialah : (a) batasan kajian ilmu : secara ontologis ilmu membatasi pada Pengkajian objek yang berada dalam lingkup manusia. tidak dapat mengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaib/tidak nyata), (b) Cara menyusun pengetahuan : untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan cara menggunakan metode ilmiah, (c) diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis ilmu itu sendiri, (d) penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai faktor yang terikat dalam suatu aksi reaksi penyebab timbulnya suatu gejala dan proses terjadinya.
Beberapa Pengertian Dasar, (a) konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan gejala secara abstrak, contohnya seperti kejadian, keadaan, kelompok. Diharapkan peneliti mampu memformulasikan pemikirannya kedalam konsep secara jelas dalam kaitannya dengan penyederhanaan beberapa masalah yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
Dalam dunia penelitian dikenal dua pengertian mengenai konsep, yaitu Pertama konsep yang jelas hubungannya dengan realita yang diwakili, contoh : meja, mobil dll nya Kedua konsep yang abstrak hubungannya dengan realitas yang diwakili, contoh : kecerdasan, kekerabatan, dll nya.
Konstruk (construct) adalah suatu konsep yang diciptakan dan digunakan dengan kesengajaan dan kesadaran untuk tujuan-tujuan ilmiah tertentu. Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep dalam bentuk hipotesisi. Dalam penelitian sosial dikenal ada dua jenis proposisi; yang pertama aksioma atau postulat, yang kedua teorema. Aksioma ialah proposisi yang kebenarannya sudah tidak lagi dalam penelitian; sedang teorema ialah proposisi yag dideduksikan dari aksioma.