Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Seni Mimesis [135]

26 Desember 2018   21:59 Diperbarui: 26 Desember 2018   22:07 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat Seni Mimesis [135]

Pada Filsafat Seni {Philosophy of Art}, kesenangan secara universal dapat diartikan hanya jika itu tidak didasarkan pada sensasi semata melainkan keadaan pikiran yang dapat berkomunikasi secara universal. Dan karena satu-satunya keadaan pikiran yang dapat berkomunikasi secara universal adalah keadaan kognitif, entah bagaimana kesenangan dalam keindahan harus didasarkan pada kognisi.

Permainan bebas pada kemampuan kognitif  imajinasi dan pemahaman dalam harmoni satu sama lain, harmoni yang disadari hanya melalui perasaan senang. Jadi kesenangan dalam keindahan tergantung pada penghakiman atau penyimpulan atau (memperkirakan, menilai) objek, aktivitas mana yang merupakan permainan bebas pada  kemampuan kognitif.  Dan kesenangan datang berbatas ketika kemampuan merasa harmonis, mencapai 'kesepakatan proporsional yang membutuhkan semua kognisi.

Bentuk kepraktisan adalah momen ketiga;  kesenangan dalam produk seni yang indah adalah karena yang dirasakan pada objek. Penilaian rasa yang murni tidak dapat didasarkan pada kesenangan seperti emosi, warna yang menarik, atau nada yang menyenangkan.

Sebaliknya, penilaian rasa murni harus didasarkan pada sifat formal: hubungan spasial dan temporal. Sementara daya tertarik pada suatu produk seni karena warna-warnanya, daya tariknya, atau emosi yang ditimbulkannya,  harus mengabstraksikan bentuk pada  objeknya.

Sekarang, kita harus menemukan bentuknya tetapi tanpa berusaha membuat konsep tujuan yang pasti. Adapaun  "tujuan seni"   menemukan diri sendiri memeriksa karya seni dengan kepentingan pribadi seperti kegunaan atau ketidakbergunaan.

Momen keempat adalah kenikmatan yang diperlukan: Kepuasan yang dialami selalu mengalir pada apa yang benar-benar indah. Kepuasan ini menyenangkan dan merupakan sesuatu yang dialami secara universal. Dengan kata lain, semua orang harus menemukan produk seni ini memberikan rasa yang memuaskan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun