Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Seni Mimesis [108]

22 Desember 2018   16:19 Diperbarui: 22 Desember 2018   16:33 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena representasi orang yang melihat langsung jauh lebih masuk akal daripada deskripsi terbaik. Cara menulisnya, terutama dalam tragedi, dan luhur, dan kurangnya ucapan instruktif. Bahkan komedi   mengajarkan dan menginstruksikan penonton, meskipun itu membangkitkan tawa. Secara detail   pandangan Johann Christoph Gottsched muncul  tentang "Karakter seorang penyair" dan "Tentang selera penyair yang baik." Johann Christoph Gottsched mendefinisikan seorang penyair sebagai seorang yang menghasilkan tiruan dari alam:

Seorang penyair adalah peniru yang terampil pada semua hal alami; dan   memiliki kesamaan dengan pelukis, penikmat musik. Namun dia dibedakan ini dengan cara tiruannya dan sarana yang dia capai. Pelukis meniru alam dengan kuas dan warna; musisi melalui ketukan dan harmoni; penyair, bagaimanapun, melalui sebuah wacana yang berirama atau diatur dengan baik; atau, hampir sama, melalui teks yang harmonis dan terdengar bagus, yang disebut puisi.

Johann Christoph Gottsched melanjutkan dengan berpendapat seorang penyair harus memiliki kecerdasan atau ketajaman tajam, suatu "kekuatan pikiran yang siap melihat kesamaan hal-hal.  Dan dengan demikian dapat membuat perbandingan di antara mereka," tetapi juga "karunia alami" semacam itu adalah "dalam sendiri masih mentah dan tidak sempurna jika tidak terbangun dan dibersihkan dari kesalahan yang melekat padanya "

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun