Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Rousseau, Wacana Ketimpangan [2]

5 Oktober 2018   14:14 Diperbarui: 5 Oktober 2018   14:22 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rousseau: Discourse on Inequality [2]

Publikasi novel sentimental Rousseau Julie, ou la Nouvelle Heloise pada 1761 memberinya pengikut besar. Karya-karyanya berikutnya kurang populer; Kontrak Sosial dan Emile dikecam dan dibakar di depan umum di Paris dan Jenewa pada 1762. Pemerintah Prancis memerintahkan agar Rousseau ditangkap, Rousseau melarikan diri ke Neuchatel di Swiss. 

Di sini, Rousseau mulai menulis otobiografinya yang terkenal, Confessions, dan secara resmi meninggalkan kewarganegaraan Geneva. Rousseau mengalami serangan yang meningkat, baik dalam bentuk cetak maupun dalam praktik, dari monarki Prancis, Voltaire dan banyak lainnya. Rousseau pernah menerima tawaran filsuf Skotlandia Hume untuk berlindung di Inggris.

Rousseau meningggal dunia (RIP)  mendadak pada 02 Juli 1778. Kematiannya menyebabkan luapan besar sentimen di antara banyak pembaca dan pengagumnya. Pada 1794, pemerintah revolusioner Prancis memerintahkan agar abunya dihormati dan dipindahkan ke Pantheon.

Jean Jacques Rousseau: Konteks Historis, dan Filosofis.  Latar belakang untuk melacak munculnya gagasan filosofis pada "Wacana Tentang Ketimpangan"  atau "Discourse on Inequality".

Sebelum menulis Wacana, Rousseau bekerja sebagai sekretaris seorang kolektor pajak Prancis bernama Dupin. Rousseau diminta untuk membaca dan meringkas berbagai karya, termasuk Roh Mental Hukum Montesquieu. 

Karya besar Montesquieu mengembangkan pandangan pesimis tentang sifat manusia modern, dengan alasan modernitas adalah negara yang korup dan rapuh, di mana kejayaan periode klasik tidak mungkin lagi. Gagasan Rousseau tentang mengungkap sifat sejati manusia, dan membedah pemerintah modern sangat bergantung pada Montesquieu, meskipun Rousseau tidak sepenuhnya setuju dengan kesimpulan Montesquieu.

Rousseau membaca secara mendalam filsafat dan sastra klasik dan modern, seperti Plutarch, Grotius, Hobbes, dan Pufendorf. Catatan kaki pada "Wacana Tentang Ketimpangan"  atau "Discourse on Inequality" menunjukkan kedalaman pembacaan ini. Di sini, Rousseau tidak hanya mengutip karya filosofis tetapi antropologi dan menulis otobiografi.

Para ekspedisi dan pedagang abad ke tujuh belas dan ke delapan belas dari suku buas ("Eropa") tehadap negara jajahan adalah argumen Rousseau tentang sifat manusia, karena mereka mendemonstrasikan bagaimana manusia dalam keadaan alam mungkin berperilaku. Rousseau terlibat dalam perdebatan dengan penulis kontemporer tentang sifat manusia dan sejarah alam, seperti Buffon dan Condillac.

Beberapa konteks filosofis lain penting untuk dipahami. Bagian penting "Wacana Tentang Ketimpangan"  atau "Discourse on Inequality" adalah reaksi Rousseau terhadap teori hukum alam, khususnya Hobbes dan Grotius.

Teori hukum alam adalah sebuah upaya, datang kembali ke periode klasik, untuk mengidentifikasi serangkaian prinsip yang ditetapkan baik oleh Tuhan atau dengan alasan, di mana semua orang dapat setuju untuk pelestarian diri mereka semacam Darwinisme Sosial Manusia.

Pertanyaan yang harus dijawab oleh Rousseau dalam "Wacana Tentang Ketimpangan"  atau "Discourse on Inequality" adalah apakah ketidaksetaraan disahkan oleh hukum alam, tetapi segera menjadi jelas bahwa Rousseau mengubah istilah ini sesuai dengan argumennya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun