Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tulisan [7] An Enquiry Concerning Human Understanding

25 September 2018   11:26 Diperbarui: 25 September 2018   11:57 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tulisan (7) "An Enquiry Concerning Human Understanding" dok pribadi

Tulisan (7) "An Enquiry Concerning Human Understanding"

Berikut ini adalah hasil telahaan pada buku bagian VII, Bagian 2  judul "Sebuah Penelitian Mengenai Pemahaman Manusia" atau "An Enquiry Concerning Human Understanding",  karya Hume.

Kita ["Manusia"] tidak mampu memahami hubungan apa pun di antara peristiwa-peristiwa atau korelasi satu dengan peristiwa mengikuti yang lain. Hal yang sama berlaku dalam interaksi tubuh-tubuh, interaksi pikiran-tubuh, dan interaksi pikiran-pikiran. Bisa muncul dalam peristiwa yang mungkin muncul secara bersama, tetapi tidak pernah berkorelasi, tidak ada kesan sederhana terkait dengan koneksi ["korelasi"] diperlukan. Maka bagi Hume istilah ini tidak bermakna baik dalam filsafat maupun dalam kehidupan universal.

Namun, Hume memberikan beberapa respon positif terhadap skeptisisme yang disajikan pada bagian pertama Bagian VII. Jika satu peristiwa selalu, dalam pengalaman, mengikuti satu peristiwa lainnya, menjadi cukup dipercaya dalam memprediksi tentang munculnya peristiwa pertama diikuti kedua, dan mememastikan peristiwa pertama "penyebab" dan peristiwa kedua " sebagai pengaruh".  Kedua  peristiwa ini terhubung dalam ["imajinasi'].   Kita mengatakan bahwa dua peristiwa terhubung,  tanda adanya koneksi ["korelasi"] terbentuk dalam pikiran. Kesimpulan ini beralasan dan valid bagi skeptisisme digunakan Hume, karena kesimpulannya terletak pada kelemahan tertentu dalam nalar manusia.

Prinsip sebab akibat sangat penting bagi sains dan  sebagai cara episteme. Namun kita tidak memiliki pengalaman tentang misteri apa pun atau koneksi ["korelasi"] diperlukan dan bekerja di alam. Yang ada hanyalah diduga  ada beberapa objek atau peristiwa terus menerus digabungkan atau dihubungkan. Dengan demikian, Hume memberikan alasan pada  dua kemungkinan penyebab: pertama adalah "sebuah objek, diikuti oleh objek yang lain.   Di  mana semua objek yang mirip dengan yang pertama, diikuti oleh objek yang mirip dengan yang kedua". Alasan kedua Hume menyatakan  semua objek belum ada atau [akan] tidak pernah ada. Ini adalah wujud hubungan yang diciptakan oleh imajinasi antara sebab dan akibat. Maka Hume memberikan definisi ketiga: "sebuah objek diikuti oleh objek yang lain, dan penampilannya selalu memberikan pemahaman pemikiran yang lain atau berbeda."

Pada  buku bagian VII, Bagian 2  judul "Sebuah Penelitian Mengenai Pemahaman Manusia" atau "An Enquiry Concerning Human Understanding", Hume memberi skema positif pada skeptisisme yang di temui di bagian pertama mengenai koneksi ["korelasi"] yang diperlukan. Hume tidak menunjukkan mampu merasionalisasi koneksi ["korelasi"] yang diperlukan, tetapi memberikan beberapa penjelasan untuk koneksi ["korelasi"] yang diperlukan sehingga memungkinkan  memberi arti pada istilah "penyebab" dalam diskusi filosofis dan sehari-hari.

Masalah yang ditemui adalah tidak dapat menemukan fondasi memadai secara rasional untuk ide tentang koneksi ["korelasi"] yang diperlukan meskipun semua percaya akan hal itu.

Untuk dapat memahami secara rasional tentang koneksi ["korelasi"], di perlu mengidentifikasi beberapa kesan sederhana tentang gagasan koneksi ["korelasi"] pada pemikiran ini. Tanpa adanya kesan sederhana seperti itu, maka tidak mungkin dapat bahas secara rasional tentang koneksi ["korelasi"] yang diperlukan.  Hume berupaya cara rasional tentang sebab akibat atau  koneksi ["korelasi"], dengan menyatakan imajinasi pikiran membayangkan hubungan yang diperlukan antara dua peristiwa ketika terus-menerus bergabung. Dengan kendala secara empirik

adalah sulit diidentifikasi, tidak ada hubungan terdiamati di alam.

Diskursus Hume "An Enquiry Concerning Human Understanding",  tentang kemungkinan ["probabilitas"] di bagian VI, menunjukkan keyakinan adalah kemungkinan pada imajinasi. Mengandaikan  suatu peristiwa tertentu mengikuti di ikuti oleh peristiwa lainnya dengan sifat keteraturan. Pada peristiwa kedua itu mengesankan dirinya pada imajinasi  kemudian membimbinng pengetahuan  manusia untuk percaya tentang peristiwa kedua itu memang akan mengikutinya bersifat niscaya. Mengandaikan peristiwa kedua itu selalu mengikuti berasal pada peristiwa pertama, maka keyakinan menjadi cukup kuat, dan kemudian dituntun untuk menciptakan koneksi ["korelasi"] yang diperlukan dalam pikiran antara sebab akibat  pertama dan peristiwa kedua. Dengan demikian, kesan data indrwai pada peristiwa pertama selalu mengarah pada gagasan peristiwa kedua dalam pikiran. Diskursus  tentang peristiwa pertama sebagai "menyebabkan" peristiwa kedua. Teori ini adalah kemungkinan ["probabilitas"].

Diskursus Hume "An Enquiry Concerning Human Understanding", pada  buku bagian VII, Bagian 2  judul "Sebuah Penelitian Mengenai Pemahaman Manusia", maka simpulan adalah merasakan hubungan konstan antara dua peristiwa, dan tidak diperlu ada koneksi ["korelasi"]. Peristiwa ini hanyalah ["konsistensi konjungsi"],  untuk mengulangi, berupa pengamatan dua peristiwa sering terjadi bersama. Koneksi ["korelasi"] adalah persepsi pada beberapa hubungan antara dua peristiwa yang menjelaskan mengapa mereka berjalan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun