Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tulisan [5] "An Enquiry Concerning Human Understanding"

24 September 2018   16:29 Diperbarui: 24 September 2018   16:46 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan (5) "An Enquiry Concerning Human Understanding"

Berikut ini adalah hasil telahaan pada bagian buku V judul "Sebuah Penelitian Mengenai Pemahaman Manusia" atau "An Enquiry Concerning Human Understanding",  karya Hume.

Skeptisisme  Hume tentang  alam selalu menang melawan penalaran abstrak. Hume mengklaim telah menunjukkan ada langkah dalam penalaran pengalaman ["empiris"] yang tidak didukung oleh argumen atau proses pemahaman. Tidak ada alasan kuat mengapa harus ada determenisme sebab dan akibat.

Misalnya kondisi manusia  di dunia tanpa pengalaman ["empiris"] sebelumnya, maka tidak akan memiliki pemahaman tentang proses sebab dan akibat. Hidup hanya menjadi rangkaian peristiwa-peristiwa tak berhubungan dan  tak dapat dipahami. 

Bagi Hume sangat jelas  penalaran induktif ["aposteori"] mengenai pengalaman ["empiris"] berasal dari kebiasaan dan bukan pada episteme pemahaman yang tepat.  Inilah sebabnya mengapa  perlu melihat proses berulang berkali-kali dengan cermat dan teliti sebelum  dapat memahami dua peristiwa dalam proses sebagai terhubung secara kausal (sebab akibat).

Bagi  Hume, penalaran (deduksi induksi)  menyangkut pada hal-hal fakta tidak dapat melampaui memori, dan pengalaman ["empiris"] indra kekinian. Manusia tidak bisa berspekulasi atau bahkan bertindak sesuai kebiasaan. Meskipun demikian, Hume menunjukkan, semua alasan pengalaman ["empiris"] pada akhirnya kembali pada kesan sederhana. 

Ada yang dapat diketahui tentang masa lalu berasal membaca teks buku sejarah, atau tentang masa depan pengulangan hal yang konsisten sama  dengan pengamatan dilakukan di masa sekarang. Spekulasi tentang hal-hal fakta  tidak teramati bergantung pada konjungsi konstan atau persepsi saat ini.

Hume menyarankan membuat kesimpulan melalui imajinasi, dan menentukan adanya perbedaan antara fiksi dan keyakinan. Fiksi adalah produk imajinasi murni dapat menyulap segala macam yang berasal dari kesan sederhana. Keyakinan adalah kombinasi imajinasi dan sentimen tertentu yang tidak dapat di control. Hal ini menunjukkan bahwa imajinasi sesuai dengan kenyataan. 

Ketika sebagian ingatan atau kesan indera hadir di mental kesadaran maka kekuatan adat mempengaruhi imajinasi untuk memikirkan sesuatu terus-menerus ditiru oleh kesan itu. Kekuatan kebiasaan ini membentuk keyakinan, dan menciptakan versi lebih jelas, kuat, dan tegas dibandingkan dengan  imajinasi murni.

Sebab akibat, sebagai bentuk hubungan atau asosiasi, memungkinkan pikiran untuk berpindah dari satu pikiran ke lain. Ketika hukum asosiasi ini dipimpin oleh kebiasaan, dapat membentuk keyakinan naluriah sangat kuat. Hume menyatakan sepatutnya pengetahuan tentang sebab-akibat harus dibentuk oleh imajinasi dibandingkan alasan.

Pada konsep Hume istilah "skeptisisme" dan "naturalisme" bermula pada pemikiran klasik skeptisisme modern oleh Rene Descartes 'pada pemikiran buku Meditations, semua pengetahuan berdasarkan pengalaman ["empiris"] inderawi menghasilkan bentuk episteme keraguan. Hume mengembangkan pada tema  induktif ["aposteori"] dengan "skeptisisme". Hume percaya  tidak memiliki pembenaran rasional untuk apa pun di luar sensasi langsung , dan alasan apriori.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun